TRIBUNNEWS.COM - Pasukan Israel kembali menyerang Gaza dan menewaskan beberapa orang pada Senin (15/7/2024).
Padahal, sebelumnya Israel menyerang Mawasi, barat Khan Younis, dan menyebabkan 90 orang tewas serta ratusan warga Palestina terluka.
Kini Israel menyerang wilayah Gaza selatan dan tengah pada hari Senin untuk memberikan tekanan lebih besar terhadap Hamas.
Dikutip dari Reuters, dua hari setelah serangan Israel mengubah wilayah padat penduduk Mawasi di dekat Pantai Mediterania menjadi tanah gersang yang dipenuhi mobil-mobil terbakar dan mayat-mayat bergelimpangan.
Para korban yang mengungsi mengatakan mereka tidak tahu ke mana mereka harus pergi selanjutnya.
"Saat-saat itu, tanah di bawah kaki saya bergetar dan debu serta pasir membubung ke langit, serta saya melihat tubuh-tubuh yang terpotong-potong - tidak seperti yang pernah saya lihat seumur hidup saya," kata Aya Mohammad.
"Semua orang bertanya ke mana harus pergi, dan tidak ada seorang pun yang tahu jawabannya," lanjutnya.
Mawasi di pinggiran barat Khan Younis telah melindungi ratusan ribu warga Palestina yang melarikan diri ke daerah tersebut setelah Israel menyatakannya sebagai zona aman.
Israel mengatakan serangannya di sana pada hari Sabtu menargetkan komandan militer Hamas, Mohammed Deif.
Militer mengatakan serangan itu mengenai daerah terbuka, dengan beberapa bangunan dan gudang, dan menambahkan itu adalah kompleks yang dikelola Hamas dan bukan kamp tenda.
Wartawan Reuters di lokasi kejadian merekam pembantaian itu, dengan warga membawa korban luka dan tewas di tengah kobaran api dan asap.
Baca juga: Pemimpin Houthi Ultimatum Arab Saudi: Setop Mendukung Israel, Kami akan Balas dengan Cara yang Sama
Lebih jauh ke selatan di Rafah, fokus utama kemajuan Israel sejak Mei, penduduk melaporkan pertempuran baru pada hari Senin.
Pasukan Israel di bagian barat dan tengah kota meledakkan beberapa rumah, kata mereka.
Pejabat medis mengatakan mereka menemukan 10 mayat warga Palestina yang terbunuh oleh tembakan Israel di wilayah timur kota, beberapa di antaranya sudah mulai membusuk.
Militer juga meningkatkan serangan udara dan tank di Gaza bagian tengah di kamp pengungsi bersejarah Al-Bureij dan Al-Maghazi.
Pejabat kesehatan mengatakan lima warga Palestina tewas dalam serangan udara Israel di sebuah rumah di kamp Maghazi.
Militer Israel mengatakan angkatan udara menyerang puluhan target militer Palestina di Gaza, menewaskan banyak orang bersenjata.
Dikatakan bahwa pasukan membunuh orang bersenjata di Rafah dan Gaza tengah, terkadang dalam pertempuran jarak dekat.
Sebuah pernyataan dari Brigade Al-Quds mengatakan para pejuangnya terlibat dalam pertempuran sengit di kamp Yabna di Rafah.
Baca juga: Israel Dilanda Krisis Pasukan, Netanyahu Putar Otak Wajibkan Anak Muda Wamil Paling Lama 3 Tahun
Kemudian pada hari Senin, di Deir Al-Balah di Jalur Gaza bagian tengah, pemerintah daerah mengeluarkan pernyataan mendesak yang mengatakan bahwa mereka tidak lagi mampu menyediakan air minum bagi 700.000 orang di daerah itu setelah kehabisan bahan bakar.
"Kami menghimbau warga untuk menjaga apa yang tersisa di kapal tanker pribadi mereka dan kami menekankan perlunya menjaga semangat kerja sama dan berbagi," kata pernyataan itu.
Joe Biden Ungkapkan Dukungan untuk Palestina
Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mengatakan bahwa dirinya “sangat mendukung Palestina”.
Biden mengaku telah melakukan “lebih banyak untuk komunitas Palestina daripada siapa pun”.
Baca juga: Israel Tak Berniat Bawa Perdamaian ke Gaza, Selalu Ciptakan Pembantaian Baru Saat Suasana Membaik
Hal itu diungkapkan Biden dalam sebuah wawancara dengan jurnalis Speedy Morman.
"Saya orang yang membuka semua aset, saya orang yang memastikan bahwa saya membuat orang Mesir membuka perbatasan untuk mengizinkan barang masuk, (seperti) obat-obatan dan makanan," kata Biden, dikutip dari Al Jazeera.
Ketika ditanya tentang dukungannya terhadap Israel, termasuk pasokan senjata dan bantuan militer, Biden mengatakan dia telah “menolak memberi mereka senjata ofensif”.
"Saya sudah menjelaskannya dengan jelas, (Israel) tidak bisa menggunakan senjata yang kami berikan kepada mereka untuk digunakan di wilayah sipil," jawab Biden.
Klaim dukungan Biden terhadap Palestina dengan cepat ditegur secara daring.
"Anda mungkin berpikir seseorang yang telah membunuh 38.000 warga Palestina di bawah jabatannya akan memiliki sedikit lebih banyak kerendahan hati," tulis seorang komentator di media sosial.
(Tribunnews.com/Whiesa)