Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO ungkap tingkat imunisasi anak secara global mandek atau terhenti pada tahun 2023.
Data ini dipublikasikan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan UNICEF.
Laporan terbaru dari WHO dan UNICEF ini meringkas mengenai cakupan imunisasi nasional (WUENIC).
Salah satu data menunjukkan bahwa tingkat vaksinasi terhadap penyakit campak yang mematikan, mandek.
Baca juga: Jangan Anggap Sepele, Campak Punya Risiko Sebabkan Anak Jadi Disabilitas Intelektual
Akibatnya hampir 35 juta anak tidak mendapat perlindungan atau hanya mendapat perlindungan sebagian.
"Pada tahun 2023, hanya 83 persen anak di seluruh dunia yang menerima dosis pertama vaksin campak melalui layanan kesehatan rutin," tulis WHO pada website resmi dilansir, Rabu (17/7/2024).
Sementara jumlah anak yang menerima dosis kedua sedikit meningkat dari tahun sebelumnya, yaitu mencapai 74 persen anak.
Namun, angka ini masih jauh dari cakupan yang ditargetkan yaitu 95 persen.
Capaian 95 persen ini sangat dibutuhkan untuk mencegah wabah, penyakit dan kematian yang tidak perlu. Serta mencapai tujuan eliminasi campak.
Selama lima tahun terakhir, wabah campak melanda 103 negara, atau sekitar tiga perempat bayi di dunia.
Cakupan vaksin yang rendah (80 persen atau kurang) merupakan penyebab faktor utama. Sebaliknya, 91 negara dengan cakupan vaksin campak yang kuat tidak mengalami wabah.
“Wabah campak merupakan tanda peringatan dini, yang mengungkap dan mengeksploitasi kesenjangan dalam imunisasi dan pertama-tama menyerang kelompok yang paling rentan,” kata Dr. Tedros Adhanom Ghebreyesus, Direktur Jenderal WHO.
Dr Tedros menambahkan masalah wabah campak ini dapat diselesaikan dengan mudah, yaitu dengan vaksin campak murah dan dapat diberikan bahkan di tempat-tempat yang paling sulit.