Stasiun pemompaan air limbah di salah satu kota utama Gaza berhenti bekerja pada Selasa (16/7/2024), karena bahan bakar telah habis.
Hal ini disampaikan otoritas setempat, yang mengungkapkan kekhawatiran bahwa penyakit dapat menyebar dengan cepat.
Puluhan ribu orang yang mengungsi akibat perang Israel-Hamas telah mencari perlindungan di Deir Al-Balah.
Otoritas kota mengatakan lebih dari 700.000 orang dapat berisiko mengalami "krisis kesehatan dan lingkungan."
"Kotamadya Deir Al-Balah mengumumkan penghentian stasiun pemompaan air limbah karena stok bahan bakar yang diperlukan untuk fungsinya telah habis," kata sebuah pernyataan kota, dikutip dari Arab News.
Diprediksi bahwa jalan-jalan akan dibanjiri oleh air limbah dan penyakit akan menyebar.
Gaza tidak memiliki pasokan listrik sejak perang dilepaskan oleh serangan Hamas pada 7 Oktober di Israel.
Pabrik limbah bertenaga bahan bakar tersebut mengolah air yang kemudian dialirkan ke Mediterania.
"Sembilan belas lubang dan dua waduk besar tidak dapat digunakan di Deir Al-Balah," kata Ismail Sarsour, seorang pejabat di komite darurat kota, sebelum pernyataan itu dirilis.
Baca juga: 292 Warga Palestina yang Terluka di Gaza Meninggal karena Penyeberangan Rafah Ditutup oleh Israel
Ia mengatakan stasiun-stasiun itu menangani air limbah untuk lebih dari 140 titik tempat berlindung, tempat puluhan ribu orang berlindung.
Departemen air Otoritas Palestina, PWA, yang berpusat di Ramallah di Tepi Barat yang diduduki, baru-baru ini mengatakan telah mengatur agar puluhan ribu liter bahan bakar masuk ke Gaza.
Namun, para ahli Palestina mengatakan krisis air begitu parah sehingga bahan bakar saja tidak akan membantu.
Sarsour dan para ahli mengatakan, juga terjadi kekurangan suku cadang yang parah untuk memperbaiki infrastruktur yang rusak.
Update Perang Israel-Hamas
Dilansir Al Jazeera, tentara Israel mengebom tempat penampungan sekolah kesembilannya di Jalur Gaza dalam beberapa hari terakhir, kali ini di Kota Gaza.