News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Janji 'Gila' Donald Trump Bangun Iron Dome yang Dianggap Tak Berguna

Penulis: Yohanes Liestyo Poerwoto
Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Mantan Presiden AS dan calon presiden dari Partai Republik untuk tahun 2024 Donald Trump menunjuk pada akhir hari kedua Konvensi Nasional Partai Republik untuk tahun 2024 di Fiserv Forum di Milwaukee, Wisconsin, 16 Juli 2024. - Beberapa hari setelah ia selamat dari upaya pembunuhan, Donald Trump memenangkan nominasi resmi sebagai calon presiden dari Partai Republik dan memilih loyalis sayap kanan J.D. Vance sebagai calon wakil presiden, menandai dimulainya konvensi partai yang penuh kemenangan setelah upaya pembunuhan yang gagal akhir pekan lalu. (Photo by ANGELA WEISS / AFP)

TRIBUNNEWS.COM - Niat mantan Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump ingin membangun iron dome mendapat kritik dan disebut sebagai hal yang tak berguna.

Janji Donald Trump sebagai kampanye calon presiden dalam Pilpres AS itu diragukan para ahli karena AS tidak bakal menghadapi ancaman rudal jarak pendek layaknya di Israel. 

Adapun Trump telah resmi menerima pencalonannya sebagai capres Partai Republik dalam konvensi partai yang digelar pada Kamis (18/7/2024).

Setelah penerimaan tersebut, Trump membeberkan janjinya sebagai capres dan salah satunya adalah pembangunan Iron Dome layaknya seperti di Israel.

Dikutip dari BBC, Trump menyebut pembangunan sistem pertahanan rudal itu demi menumpas serangan dari negara lain.

"Kami akan menambah kekuatan militer kami dan membangun sistem pertahanan rudal Iron Dome untuk memastikan bawha tidak ada musuh yang dapat menyerang tanah air kami dan Iron Dome yang hebat ini akan dibuat di Amerika Serikat (AS)," kata Trump dalam pidatonya dalam Konvensi Partai Republik di Milwaukee, Kamis malam waktu setempat.

Sebenarnya, janji 'gila' Trump ini sudah sempat digaungkannya pada awal tahun ini saat masih berkampanye untuk pencalonannya sebagai capres dari Partai Republik.

Pada saat itu, Trump menyebut Iron Dome ini digunakan untuk mencegah terjadinya Perang Dunia III.

Dia menganggap bahwa Perang Dunia III sudah semakin dekat terjadi.

"Saya akan mencegah Perang Dunia III. Kita belum pernah sedekat ini. Anda hanya perlu melihat berita. Dan kita akan membangun Iron Dome di atas negara kita - perisai pertahanan rudal yang canggih," katanya dalam pidatonya di sebuah rapat umum di New Hampshire pada 24 Januari 2024 lalu.

Trump pun mengkritik Pemerintah AS di mana tidak membangun Iron Dome ketika negara selalu menggelontorkan dana untuk negara lain untuk membangunnya.

Baca juga: Pendukung Donald Trump Kompak Pakai Perban Telinga, Jadi Tren Fashion Baru di AS

"Ini adalah hal yang sangat besar bagi saya. Kami memberikan miliaran dolar kepada negara lain sehingga mereka dapat membangun kubah."

"Tetapi kita sendiri tidak memiliki kubah. Kita akan memiliki kubah terbesar yang pernah ada," ujarnya.

Iron Dome Tak Bakal Melindungi Ancaman Terbaru

Janji Trump ini pun dikritik oleh para ahli yang menyebut bahwa pembangunan Iron Dome untuk AS tidaklah masuk akal.

Hal tersebut lantaran AS tidak bakal menghadapi ancaman rudal jarak pendek layaknya di Israel.

Sementara, menurut seorang pejabat pertahanan AS, dirinya mengatakan pihaknya tidak tertarik dengan wacana pembangunan Iron Dome.

Dia mengungkapkan militer AS sudah memiliki beberapa sistem pertahanan "yang bersama-sama memberikan kelincahan dalam menanggapi potensi ancaman, yang meningkatkan pilihan yang tersedia bagi para pemimpin negara," ujar pejabat tersebut, dikutip dari BBC.

Bahkan, pejabat itu mengungkapkan militer AS sudah memiliki sistem pertahanan yang lebih baik dari Iron Dome seperti Ground-Based Midcourse Defense.

Adapun sistem pertahanan itu dirancang untuk menumpas rudal jarak jauh dari negara seperti Korea Utara.

Kendati demikian, dia mengungkapkan bahwa sistem pertahanan ini hanya digunakan ketika AS mengalami serangan berskala besar dair negara dengan persenjataan berat seperti Rusia.

Baca juga: Rusia Sambut Baik Penunjukkan JD Vance, Usulan Cawapres Trump untuk Ukraina Didukung Kremlin

Mantan Kepala Komando Utara AS sekaligus eks Komando Pertahanan Udara Amerika Utara, Jenderal Glen VanHerck pun mengungkapkan bahwa tidak mungkin untuk memperluas pertahanan fisik seperti Iron Dome yang digagas Trump.

Pasalnya, saat ini, AS juga tengah berusaha melindungi diri dari serangan siber dan ruang angkasa.

Contohnya, Tiongkok dan Rusia saat ini sedang mengembangkan senjata hipersonik yang juga diakui para pejabat pemerintahan AS.

Selain itu, Glen juga menganggap miliaran dolar AS yang digunakan untuk membangun sistem pertahanan itu mubazir.

"Anda tidak bisa mempertahankan seluruh Amerika Serikat. Itu tidak realistis, tidak terjangkau, dan tidak dapat dicapai," katanya.

Sebaliknya, katanya, siapa pun yang berada di Gedung Putih tahun depan harus mengembangkan kebijakan yang lebih jelas tentang aset-aset AS yang harus dipertahankan di luar infrastruktur militer yang penting - sesuatu yang dia tekankan selama masa jabatannya sebagai kepala NORTHCOM.

“Pada akhirnya, ini kembali ke kebijakan. Apa prioritas Anda? Apa yang Anda ingin kami lakukan? Dan kemudian kita dapat membuat keputusan yang realistis dengan kekuatan yang kita miliki saat ini, dan kemudian kita dapat menganggarkan dan mengalokasikan sumber daya untuk kekuatan di masa depan,” ungkapnya.

(Tribunnews.com/Yohanes Liestyo Poerwoto)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini