Akibat adanya gangguan IT ini, badan keamanan siber di seluruh dunia telah mendesak responden TI untuk hanya menggunakan situs web CrowdStrike untuk mencari informasi dan bantuan.
Proses Perbaikan Membutuhkan Waktu
Kurtz mengatakan saat ini sedang berusaha memperbaiki sistem yang error.
"Masalah tersebut telah diidentifikasi, diisolasi, dan perbaikan telah diterapkan," kata Kurtz melalui X.
Atas terjadinya insiden ini, Kurtz sangat menyesal.
"Saya sangat menyesal atas dampak yang kami timbulkan kepada pelanggan," katanya dalam wawancara di acara Today Show NBC di AS.
Ia meminta pengguna untuk menunggu waktu perbaikan.
"Banyak pelanggan yang me-reboot sistem dan sistem tersebut akan segera beroperasi, tetapi mungkin perlu waktu bagi beberapa sistem yang tidak dapat pulih secara otomatis," jelasnya.
CrowdStrike adalah salah satu merek
terbesar dan tepercaya dalam keamanan siber.
Ia memiliki sekitar 24.000 pelanggan di seluruh dunia dan berpotensi melindungi ratusan ribu komputer.
Meskipun insiden ini telah menyebabkan gangguan yang luas, serangan siber WannaCry pada bulan Mei 2017 berpotensi lebih buruk.
Saat itu, serangan cyber memperngaruhi versi lama Microsoft Windows dan menyebar secara otomatis ke komputer mana pun yang menggunakan perangkat lunak Windows lama.
Sekitar 300.000 komputer Microsoft di 150 negara terkena imbasnya.
(Tribunnews.com/Farrah Putri)