TRIBUNNEWS.COM - Microsoft mengatakan 8,5 juta komputer di seluruh dunia diperkirakan dinonaktifkan akibat gangguan TI global.
"Saat ini kami memperkirakan bahwa pembaruan CrowdStrike memengaruhi 8,5 juta perangkat Windows," tulis Microsoft melalui blog-nya, dikutip dari BBC.
Ini merupakan pertama kalinya Microsoft mengalami gangguan dengan jumlah sebanyak ini.
Sehingga ini menjadi peristiwa dunia maya terburuk dalam sejarah.
Menurut Microsoft, gangguan ini berasal dari perusahaan keamanan bernama CrowdStrike.
Gangguan terjadi ketika CrowdStrike mengirimkan pembaruan perangkat lunak kepada komputer-komputer di seluruh dunia.
Meski ini tidak berdampak kepada seluruh pelanggannya, Windows mengatakan bahwa gangguan ini sangat berdampak pada perekonomian perusahaannya.
"Dampak ekonomi dan sosial yang luas mencerminkan penggunaan CrowdStrike oleh perusahaan yang menjalankan banyak layanan penting," kata wakil presiden Microsoft, David Weston.
Microsoft mengatakan pihaknya dapat melacak pengguna yang terdampak melalui koneksi internet mereka.
Weston memperingatkan kepada CrowdStrike untuk sebelum mengirimkan pembaharuan, sebaiknya mengirimkan pemeriksaan kontrol kualitas yang aman.
“Ini juga menjadi pengingat betapa pentingnya bagi kita semua di seluruh ekosistem teknologi untuk memprioritaskan pengoperasian dengan penerapan yang aman dan pemulihan bencana menggunakan mekanisme yang ada,” kata Weston.
Sementara itu, kepala CrowdStrike George Kurtz menghimbau para pengguna untuk memastikan bahwa mereka berbicara dengan perwakilan resmi perusahaan sebelum mengunduh perbaikan.
Baca juga: Kecuali Rusia dan China, Hampir Semua Negara di Dunia Kena Dampak Microsoft Down
Menurut Kurtz, ada banyak orang yang berusahan mengacaukan jaringannya.
"Kami tahu bahwa musuh dan aktor jahat akan mencoba memanfaatkan peristiwa seperti ini," katanya dalam sebuah posting blog.