Dua Menteri Senior Israel Menolak Perintah Menyerang Yaman dalam "Operasi Lengan Terentang"
TRIBUNNEWS.COM, ISRAEL - Dua menteri senior Isael memboikot pemungutan suara untuk menyetujui serangan militer Yaman.
Menteri Keuangan Bezalel Smotrich dan Menteri Kehakiman Yariv Levin menolak serangan Israel di Yaman pada Sabtu (20/7/2024) karena dianggap sebagai serangan yang tergesa-gesa.
Hampir seluruh menteri di kabinet keamanan Israel menyetujui operasi tersebut pada pertemuan yang dimulai sekitar pukul 2.30 siang pada Sabtu, demikian Channel 12 melaporkan.
Penasihat Keamanan Nasional Tzachi Hanegbi memerintahkan untuk tidak membahas pertemuan tersebut.
Pertemuan berlangsung selama empat jam.
Serangan itu dilakukan saat para menteri sedang berkumpul mengadakan rapat.
Namun, Menteri Keuangan Bezalel Smotrich dan Menteri Kehakiman Yariv Levin tidak berpartisipasi dalam pemungutan suara untuk menyerang Yaman.
Menurut media berita Walla, Smotrich menolak untuk berpartisipasi karena informasi penting dikirim dari lembaga pertahanan ke Knesset setelah serangan sudah berlangsung.
"Saya meminta untuk tidak berpartisipasi dalam pemungutan suara karena rincian yang memungkinkan kami untuk mengambil keputusan tidak dikirimkan ke kabinet," tulis Smotrich menjelaskan keputusannya.
"Dan masalah tersebut muncul untuk pemungutan suara setelah kejadian sebagai stempel karet, dan saya katakan saya percaya pada keputusan perdana menteri," ujarnya.
Baca juga: Atlet Israel di Olimpiade Paris Diancam Dibunuh, Agen Kontraspionase Shin Bet Israel Diturunkan
Smotrich juga menulis bahwa meskipun ia mendukung pemogokan tersebut “pada saat yang sama kita bisa dan harus berbuat lebih banyak.”
Levin memboikot pemungutan suara karena alasan yang sama, demikian laporan berita Channel 12.
Pada Sabtu pagi, Menteri Pertahanan Yoav Gallant mengadakan pertemuan dengan pejabat senior militer, yang mana serangan tersebut disetujui.