TRIBUNNEWS.COM -- Serangan pasukan Israel atau IDF ke daratan Yaman yang menyebabkan kebakaran hebat dan membuat puluhan warga luka parah pada Sabtu (21/7/2024) dianggap sebagai tindakan bodoh.
Hizbullah memperingatkan bahwa eskalasi peperangan kini naik ke arah yang lebih panas.
“Langkah bodoh yang diambil oleh musuh Zionis menandai fase baru yang berbahaya dari konfrontasi yang sangat penting di seluruh kawasan,” kata kelompok yang didukung Iran itu dalam sebuah pernyataan dikutip dari Alarabiya.
Baca juga: Israel Serang Yaman, F-35 Incar Tangki Minyak di Pelabuhan Hodeidah, Houthi Akui Ada Korban Jiwa
Negara Yahudi itu kehilangan kesabaran setelah sebuah pesawat tak berawak yang diluncurkan oleh kelompok Houthi yang didukung Iran menghantam pusat ekonomi Israel, Tel Aviv.
Serangan udara Israel menghantam kota pelabuhan Hodeida di Yaman yang dikuasai Houthi, Sabtu kemarin.
Dalam serangan zionis tersebut dilaporkan setidaknya 80 orang terluka dalam serangan.
Ledakan rudal yang ditembakkan memicu kebakaran besar di kawasan pelabuhan, menyebabkan “80 orang terluka, sebagian besar dari mereka mengalami luka bakar parah,” kata kementerian itu dalam sebuah pernyataan yang disiarkan oleh media Houthi. Pihaknya tidak melaporkan adanya kematian.
IDF mengklaim jet tempur Israel telah menyerang sasaran militer Houthi di kawasan pelabuhan Hodeidah di Yaman sebagai tanggapan atas ratusan serangan yang dilakukan terhadap Israel dalam beberapa bulan terakhir.
Houthi Melawan
Dewan Politik Tertinggi gerakan Houthi Yaman mengatakan akan ada “respon efektif” terhadap serangan udara Israel.
Serangan Israel akan ditanggapi dengan “eskalasi,” kata seorang pejabat gerakan yang didukung Iran, seraya memperingatkan bahwa Israel akan “membayar akibatnya.”
Baca juga: Drone Houthi yang Serang Tel Aviv Ternyata Sudah Terdeteksi, tapi Alarm Tak Dibunyikan Tepat Waktu
“Entitas Zionis akan menanggung akibatnya jika menargetkan fasilitas sipil, dan kami akan menghadapi eskalasi dengan eskalasi,” kata anggota politbiro Houthi Mohammed al-Bukhaiti dalam sebuah postingan di media sosial.
Menteri Pertahanan Yoav Gallant mengatakan bahwa Israel menyerang kelompok Houthi di Yaman untuk mengirimkan pesan setelah mereka melukai seorang warga negara Israel.
“Api yang saat ini berkobar di Hodeidah terlihat di seluruh Timur Tengah dan dampaknya jelas,” kata Gallant dalam sebuah pernyataan. “Houthi menyerang kami lebih dari 200 kali. Pertama kali mereka melukai warga negara Israel, kami menyerang mereka. Dan kami akan melakukan ini di mana pun diperlukan.”
Serangan itu terjadi sehari setelah serangan pesawat tak berawak Houthi menembus pertahanan udara kebanggaan Israel dan menewaskan seorang warga sipil di sebuah gedung apartemen di Tel Aviv, sehingga memicu ancaman pembalasan Israel.
TV Al-Masirah awalnya mengatakan bahwa serangan tersebut dilakukan oleh pasukan AS dan Inggris, namun kemudian menghapus referensi ke pasukan AS dan Inggris.
Baca juga: Israel Serang Yaman, F-35 Incar Tangki Minyak di Pelabuhan Hodeidah, Houthi Akui Ada Korban Jiwa
Selusin Warga Palestina Tewas
Sementara di Palestina, militer Israel terus melakukan pemboman tanpa henti terhadap Gaza dengan serangan yang menghantam bagian selatan, tengah dan utara wilayah tersebut.
Pertahanan Sipil Palestina mengatakan pada hari Sabtu bahwa krunya mengambil jenazah 12 orang yang tewas dalam serangan terpisah Israel di kamp pengungsi Nuseirat di Gaza tengah. Tentara Israel telah mengebom sebuah menara perumahan di daerah tersebut.
Pertahanan Sipil juga mendokumentasikan pembunuhan enam warga Palestina di kamp tetangga Bureij, sementara 10 lainnya terbunuh di Kota Gaza dan daerah lain di utara wilayah tersebut.
Israel juga mengebom sebuah bangunan komersial yang menampung pengungsi di timur Khan Younis pada Sabtu malam, menurut sumber lokal. Pertahanan Sipil mengatakan serangan itu menewaskan sedikitnya enam orang, dan lainnya masih hilang di bawah reruntuhan.
Kantor berita Wafa juga melaporkan satu orang tewas dan beberapa lainnya terluka dalam serangan udara Israel di Rafah di Gaza selatan.
Penembakan Israel terhadap Jabalia di Gaza utara menewaskan jurnalis lokal Muhammad Abu Jasser bersama istri dan dua anaknya.
“Kami tidur di rumah dengan aman. Tidak ada kehadiran bersenjata. Tiba-tiba, sebuah rudal menimpa kami,” kata sepupu Abu Jasser kepada Al Jazeera Arab.