TRIBUNNEWS.COM - Pemerintahan Republik Yaman yang diakui secara internasional mengecam keras Israel atas serangan terhadap Kota Hodeidah di Yaman.
Pemerintah Yaman juga memperingatkan kelompok militan yang bersekutu dengan Iran, Houthi, agar tidak menjerumuskan rakyat Yaman ke dalam perang.
"(Jangan) menjerumuskan rakyat Yaman ke dalam pertempuran yang tidak masuk akal demi kepentingan rezim Iran," kata Pemerintah Yaman, menurut laporan kantor berita Saba.
Sana'a pun mendesak Israel dan Iran atas setiap upaya yang dilakukan untuk mengubah wilayah Yaman menjadi arena perang "absurd" dan proyek subversif mereka di wilayah tersebut.
Pemerintahan Yaman berpusat di kota selatan, Aden, sejak 2015, ketika Houthi menguasai Ibu Kota Sanaa.
Kini Houthi menguasai wilayah yang paling padat penduduknya di negara itu.
PBB sangat prihatin dengan serangan Israel di Hodeidah
Dikutip dari Al Jazeera, Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Antonio Guterres menyatakan keprihatinan yang mendalam atas serangan udara Israel di dan sekitar pelabuhan Hodeidah di Yaman.
“Sekretaris Jenderal menghimbau semua pihak terkait untuk menghindari serangan yang dapat membahayakan warga sipil dan merusak infrastruktur sipil,” kata Guterres dalam pernyataan yang dikirimkan kepada wartawan.
Guterres juga menyerukan agar semua pihak yang bertikai dapat menahan diri sepenuhnya.
"Israel telah mengklaim bertanggung jawab atas serangan tersebut dan mengakui bahwa serangan tersebut dilakukan sebagai respons atas serangan Houthi sebelumnya terhadap Israel," jelas Guterres.
Baca juga: Bersumpah Balas Serangan Israel ke Yaman, Houthi Bersiap Hadapi Perang Panjang Lawan Zionis
Reaksi Warga Yaman atas pengeboman Hodeidah
Seorang kerabat korban serangan Israel di Hodeidah memaparkan bahwa penduduk kota pelabuhan itu (sangat) terkejut dan (merasa) ngeri dengan pengeboman Hodeidah".
"Kami sudah mengalami krisis bahan bakar yang parah, krisis listrik yang parah, dan krisis kehidupan yang parah,"
"Yaman sudah kehabisan tenaga."
"Serangan ini semakin menguras bahan bakar dan pasokan penting yang dibutuhkan masyarakat," kata Ali Al Saqqaf kepada Al Jazeera.