News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pilpres Amerika Serikat

Skenario Internal Partai Demokrat bila Joe Biden Mundur Terkuak, Kamala Harris Calon Kuat Pengganti

Penulis: Bobby W
Editor: Sri Juliati
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Presiden Amerika Serikat (AS), Joe Biden dan Wakil Presiden AS, Kamala Harris akan maju kembali di pemilihan umum Presiden dan Wakil Presiden AS tahun 2024. Sosok wakil presiden Amerika Serikat saat ini yakni Kamala Harris dikabarkan menjadi calon kuat pengganti Joe Biden bila ia memilih mundur dalam pertarungan pemilu AS 2024 kali ini

TRIBUNNEWS.COM - Kisi-kisi terkait proses pemilihan kandidat calon presiden baru di pihak Partai Demokrat jika Joe Biden memutuskan untuk mundur perlahan mulai terkuak.

Dikutip Tribunnews dari CNN, sosok Wakil Presiden Amerika Serikat saat ini yakni Kamala Harris dikabarkan menjadi calon kuat pengganti Joe Biden bila ia memilih mundur dalam pertarungan Pemilu AS 2024.

Nama Kamala Harris muncul menjadi kandidat kuat menyusul pembicaraan informal di dalam tubuh Partai Demokrat yang kian memanas.

Tensi tinggi ini pun semakin menjadi pasca Biden membuka peluang untuk mengudurkan diri guna menanggapi sentimen negatif baik dari publik maupun internal partai.

Bukan berarti semua orang tiba-tiba sepakat menunjuk Kamala Harris, tetapi kelelahan yang didera oleh para kader Partai Demokrat terkait huru-hara performa buruk Biden tampaknya mendorong mereka untuk mencapai konsensus sesegera mungkin.

Berdasarkan data yang dihimpun oleh CNN, Poling internal Partai Demokrat menunjukkan bahwa Kamala Harris setidaknya akan lebih membantu dalam meningkatkan antusiasme para kader Demokrat dalam perlombaan menghadapi Donald Trump yang maju sebagai wakil Partai Republik.

Adapun argumen penunjukkan Kamala Harris sebagai calon kuat pengganti Joe Biden terjadi karena Partai Demokrat tak perlu banyak melakukan perubahan dalam persiapan kampanye mereka.

Hal ini terjadi karena sedari awal kampanye, Kamala hampir selalu mendampingi Joe Biden sebagai sosok calon wakil presiden presumtif mengingat posisinya yang sama-sama menjadi petahana.

"Bila Biden mundur, saya yakin penggantinya haruslah sosok sang wakil presiden (Kamala Harris)."

"Dia melakukan kampanye dengan semangat di bawah payung partai ini dan secara alamiah dia adalah pewaris kampanye ini (bila Biden Mundur)," kata seorang anggota DPR Demokrat kepada CNN yang meminta tidak disebutkan namanya.

Menurut sumber dari CNN, beberapa kader Partai Demokrat sempat mengaku menolak ide bahwa posisi capres otomatis disematkan kepada sang cawapres bila Joe Biden mundur.

Namun, dengan waktu pemilihan Pilpres AS yang kian mepet dan tinggal 106 hari lagi pada Minggu (21/7/2024) ini, maka sulit bagi Demokrat untuk menawarkan sosok calon selain Kamala Harris.

Baca juga: Wapres AS Kamala Harris Bela Biden, Yakinkan Pendonor sang Presiden Bakal Menang di Pilpres

Mayoritas internal Partai Demokrat juga meragukan bahwa ada kader-kader terkemuka lainnya seperti Gavin Newsom, Hillary Clinton, hingga Bernie Sanders yang serius untuk menantang penunjukkan sosok Kamala Harris di balik layar.

Adapun, beberapa anggota Kongres Demokrat yang telah meminta Biden untuk mundur menolak untuk menjawab skenario penggantian Biden oleh Kamala Harris ketika ditanya oleh CNN pada Jumat (19/4/2024) lalu.

Beberapa anggota Kader Demokrat mengaku percaya, batas waktu kepastian penggantian Biden terjadi atau tidak bakal diselesaikan di lantai konvensi partai mereka pada akhir Agustus mendatang.

Obama Dikabarkan Ikut Desak Biden untuk Mundur

Adapun peluang pencalonan Biden sendiri semakin diragukan setelah mantan Presiden AS Barack Obama ikut mengungkapkan kekhawatirannya.

Dalam laporan terbaru dari ABC News, kekhawatiran ini juga dirasakan oleh mantan Ketua DPR AS Nancy Pelosi, yang secara pribadi memberitahu Biden bahwa Partai Demokrat mungkin kehilangan peluang untuk mengendalikan DPR lagi jika dia tidak mundur dari pencalonannya sebagai calon presiden.

Pelosi menyatakan pendapat tersebut berdasarkan hasil jajak pendapat yang memprediksi kekalahan Biden dari calon presiden Partai Republik Donald Trump.

Namun, Pelosi segera menarik kembali pernyataannya dengan menyatakan bahwa percakapannya dengan Biden telah salah dimengerti.

Dalam artikel The Washington Post, sejumlah narasumber dari dalam internal pemerintahan Biden mengungkapkan adanya ketidaknyamanan di Gedung Putih yang semakin terasa menjelang konvensi Partai Demokrat bulan depan.

Artikel Washington Post, tersebut juga menyebut keterlibatan Barack Obama, yang menyarankan rekan-rekannya di Partai Demokrat untuk mempertimbangkan kembali pencalonan Biden.

Meskipun demikian, Obama menekankan bahwa keputusan akhir sepenuhnya tergantung pada Biden.

Obama juga telah menerima panggilan dari pimpinan Kongres, Gubernur Demokrat, dan donor utama untuk mendiskusikan kekhawatiran mereka mengenai nasib Biden dalam Pilpres 2024.

(Tribunnews.com/Bobby)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini