News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pemilu Jammu dan Kashmir serta Harapan bagi Wilayah Konflik

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pemilu Jammu dan Kashmir serta Harapan bagi Wilayah Konflik

Pada rapat umum kampanye di Kashmir selatan, Shameema Jan, 45, angkat suara dan bergabung dengan puluhan perempuan lain. Mereka menyanyikan lagu-lagu tradisional untuk mendukung kandidat pilihan mereka menjelang pemilihan daerah Jammu dan Kashmir yang akan dimulai pada hari Rabu (18/09).

Harapan para perempuan ini sederhana. Mereka ingin seorang wakil, lebih baik jika perempuan, yang dapat mengatasi masalah sehari-hari seperti kelangkaan air di desa, pemenjaraan anak laki-laki setempat di penjara-penjara di luar Kashmir, dan masalah pengangguran kaum muda yang berkembang di wilayah mayoritas muslim yang dikendalikan oleh India.

Bagi mereka, kandidat yang memenuhi kriteria ini adalah Iltija Mufti. Ia adalah putri mantan Kepala Menteri Mehbooba Mufti, yang menjabat sebagai kepala pemerintahan Jammu dan Kashmir hingga 2018.

"Dia muda dan energik," kata Jan kepada DW tentang Iltija Mufti. "Jika kami memilihnya, dia akan mendengarkan kami. Ada begitu banyak anak muda di penjara di luar Kashmir, dan kami ingin mereka dibebaskan," tambah Jan. Pada saat yang sama, Mufti berpidato di rapat umum dari atas SUV-nya.

Ayo berlangganan gratis newsletter mingguan Wednesday Bite. Recharge pengetahuanmu di tengah minggu, biar topik obrolan makin seru!

Separatis menantang partai mapan di pemilu

Jammu dan Kashmir akan mengadakan pemilihan majelis regional pertama dalam satu dekade terakhir. Pemungutan suara terakhir diadakan pada tahun 2014 ketika Partai Bharatiya Janata (BJP) dari Perdana Menteri India Narendra Modi dan Partai Demokratik Rakyat (PDP) regional membentuk pemerintahan koalisi.

Namun, koalisi tersebut runtuh pada tahun 2018 ketika BJP menarik dukungannya dan New Delhi mengambil alih kendali langsung wilayah yang kerap bermasalah dengan separatisme ini.

Pemungutan suara yang akan datang akan menjadi kesempatan bagi rakyat Kashmir untuk memilih pemerintahan baru, setelah bertahun-tahun ketidakpastian politik. Ini juga merupakan pemilihan regional pertama sejak status istimewa wilayah tersebut dicabut dan dibagi menjadi dua wilayah persatuan Jammu dan Kashmir, dan Ladakh.

Partai-partai regional seperti Jammu and Kashmir National Conference (NC) dan PDP, bersama dengan partai nasional yang lebih besar seperti BJP dan Indian National Congress (INC), semuanya ikut serta dalam pemilihan ini.

Namun, juga banyak tokoh separatis yang maju sebagai calon independen, yang menandai perubahan signifikan dari sikap mereka sebelumnya yang sepenuhnya memboikot pemilu.

Generasi pemimpin baru Jammu Kashmir

Pemilihan umum nasional yang diadakan pada awal tahun ini telah mengisyaratkan munculnya generasi pemimpin baru, termasuk Abdul Rasheed Sheikh, yang lebih dikenal oleh para pendukungnya sebagai "Insinyur Rasheed."

Mantan insinyur sipil itu mencalonkan diri sebagai anggota parlemen nasional dari dalam penjara, setelah ditahan atas dugaan mendanai teror. Ia tetap berhasil meraih kemenangan gemilang. Partai Awami Itehad (AIP) yang dipimpinnya diperkirakan akan menjadi penantang berat bagi partai-partai politik tradisional dalam pemilihan umum mendatang.

"Kami berpartisipasi dalam pemilu karena kami tidak ingin hidup dalam ketakutan terus-menerus," kata Manzoor Ahmad, seorang peserta demonstrasi pro-AIP di kota Tral, Kashmir, kepada DW.

"Kami datang dalam jumlah besar untuk mendengarkan Rasheed, karena pidatonya selaras dengan ide dan pikiran kami," tambahnya.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini