News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pemilu Jammu dan Kashmir serta Harapan bagi Wilayah Konflik

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pemilu Jammu dan Kashmir serta Harapan bagi Wilayah Konflik

Pendukungnya yang lain, Atiqa Jan, mengatakan kepada DW bahwa putranya berada di penjara dan ia ingin putranya dibebaskan.

Sheikh diberi jaminan sementara pada bulan September, yang memungkinkannya untuk berpartisipasi dalam kampanye.

BJP berusaha keras buat terobosan di Kashmir

Sulit bagi Partai BJP pimpinan Narendra Modi untuk mendapatkan dukungan di lembah Kashmir yang mayoritas muslim. Namun, ia punya basis pemilih yang signifikan di wilayah Jammu yang mayoritas Hindu. Selain itu, Jammu adalah daerah pemilihan utama bagi BJP tempat retorika nasionalis, masalah keamanan, dan janji-janji proyek pembangunan partai itu masih laku.

Pada tanggal 14 September, Perdana Menteri Modi mengatakan pada rapat umum politik di distrik Doda, Jammu, bahwa BJP telah membuat seluruh wilayah tersebut makmur.

"Kami dan Anda bersama-sama akan menjadikan Kashmir bagian negara yang aman dan makmur," katanya. Ia juga berjanji bahwa terorisme akan diberantas tuntas di Jammu dan Kashmir.

Namun, para pemimpin politik lokal menolak klaim perubahan BJP dan mengatakan pernyataan itu "palsu."

"Adalah hal memalukan bagi BJP yang selama ini mengatakan bahwa situasi telah membaik, tetapi mereka tidak dapat menyelenggarakan pemilu di Jammu dan Kashmir dalam 10 tahun terakhir. Rakyat merasa kesal, mereka merasa sesak," kata mantan Kepala Menteri Kashmir Mehbooba Mufti.

Kesempatan memprotes reformasi New Delhi?

Pemerintah yang baru terpilih akan memiliki kekuasaan terbatas karena status Jammu dan Kashmir saat ini sebagai Wilayah Persatuan setelah perubahan politik di tahun 2019. Banyak bidang penting, seperti hukum dan ketertiban serta masalah tanah, tetap berada di bawah kendali New Delhi, di mana pemerintah daerah tidak dapat membuat perubahan apa pun.

"Pemilu ini penting, tpi juga tidak penting," kata Profesor Noor Muhammad Baba, analis politik regional, kepada DW.

"Pemilu ini penting karena diadakan setelah waktu yang lama dan orang-orang akan memilih wakil mereka, dan karena ini akan menjadi pesan tentang bagaimana orang-orang merasa marah dan menyesali perubahan."

"Kini, warga akan memutuskan apakah mereka mendukung perubahan atau menentangnya," katanya.

Diadaptasi dari artikel DW Inggris

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini