News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Palestina Vs Israel

Tentara Israel Akui Telantarkan Pria Down Syndrome Palestina yang Tewas Diserang Anjing IDF

Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Febri Prasetyo
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengakui melantarkan pria Palestina yang mengidap Down Syndrome di rumahnya.

"Pertama-tama (mereka) mengirim anjing-anjing yang menyerang Muhammed dan mulai menganiaya dia," kata ibunya Nabila Bhar kepada MEE.

Begitu tentara itu masuk, dia berkata dia memohon kepada mereka untuk mengambil anjing itu dari putranya sambil mencoba menjelaskan bahwa putranya cacat.

Mereka akhirnya membawa Muhammed ke ruangan terpisah di mana dia "menderu kesakitan".

"Kadang-kadang, mereka membuka pintu, menatapnya, dan berkata 'Oskot' [bahasa Arab untuk diam], lalu menutupnya lagi," kata ibu Muhammed Bhar.

"Para prajurit kemudian saling memberi isyarat. Seorang dokter yang datang bersama mereka memasuki ruangan, dan Muhammad tiba-tiba terdiam."

Ibu Muhammed Bhar menduga dokter menyuntiknya dengan obat penenang, tetapi dia tidak dapat melihat atau mendengarnya setelah itu.

"Saya bertanya kepada tentara itu, 'Di mana Muhammad?' Dia menjawab, 'Muhammad sudah pergi' .

Ia kemudian bertanya lagi, 'Pergi ke mana?'

Baca juga: Sosok Muhammed Bhar, Pria Down Syndrome Palestina Tewas Diserang Anjing IDF, Sempat Ucapkan Sayang

Mereka menjawab, 'Dia sudah pergi. Muhammad tidak ada'.

Keluarga itu kemudian dipaksa meninggalkan rumah, dan Muhammed ditinggalkan.

Tubuh membusuk

Ketika mereka kembali ke rumah, kerabat menemukan jasadnya di kamar tempat ia ditahan, berlumuran darah dan cairan yang merembes dari tubuhnya saat mulai membusuk.

lihat foto Pria asal Palestina yang mengidap down syndrome, Muhammed Bhar, tewas diserang anjing pasukan Israel.

"Sebuah torniket telah dipasang di lengan kirinya yang terluka, mungkin untuk menghentikan pendarahan," kata saudaranya, Jebril, kepada MEE.

Karena rumah sakit di Gaza tidak beroperasi dan jalanan hancur akibat pemboman Israel, Jebril tidak dapat memanggil ambulans atau membawa jenazah Muhammed ke pemakaman.

"Saya harus menguburnya di dekat rumah," katanya.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini