News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Arab Saudi Borong Peralatan Perang, Militer AS 'Diguyur' Rp 45 Trilyun untuk Impor Alat Tempur

Penulis: Bobby W
Editor: Whiesa Daniswara
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pasukan keamanan Saudi mengambil bagian dalam parade militer di kota suci Mekah pada 10 Juni 2024. Pada Selasa (23/7/2024) Departemen Luar Negeri AS mengkonfirmasi Arab Saudi telah menggelontorkan dana fantastis hingga mencapai angka $2,8 miliar atau setara Rp 45 Trilyun untuk membeli peralatan militer mereka

TRIBUNNEWS.COM - Kedekatan antara Arab Saudi dan Amerika Serikat kembali ditunjukkan dalam laporan terbaru dari Washington.

Hal ini ditunjukkan melalui kesepakatan yang kembali terjalin antar kedua negara dalam hal jual beli logistik peralatan perang.

Dikutip Tribunnews dari Anadolu Ajansi, transaksi militer antara kedua negara ini dikonfirmasi oleh Departemen Luar Negeri AS.

Pihaknya menyetujui penjualan sejumlah peralatan militer yang diproduksi oleh AS ke negara penghasil minyak mentah terbesar ketiga di dunia tersebut.

Tak tanggung-tanggung, Arab Saudi menggelontorkan dana fantastis hingga mencapai angka $2,8 miliar atau setara Rp 45 triliun dalam transaksi yang diumumkan pada Selasa (23/7/2024).

Biaya yang dikeluarkan Arab Saudi ini mencakup dukungan logistik sistem dan dukungan pemeliharaan.

Badan Keamanan Pertahanan Kerjasama AS (DSCA) juga telah memberikan sertifikasi yang diperlukan untuk memberitahukan Kongres tentang penjualan tersebut.

"Kerajaan Arab Saudi telah mengajukan permohonan untuk membeli dukungan dan layanan logistik militer lanjutan, termasuk untuk perangkat keras dan dukungan Perang Perencanaan Misi Bersama (JMPS); perangkat kriptografi KIV-77/78 dan perangkat pendukungnya" terang DSCA.

Perangkat pendukung yang diungkapkan DSCA tersebut mencakup suku cadang, bahan habis pakai, aksesori, dukungan kalibrasi, peralatan uji personel, dukungan perangkat lunak, serta publikasi dan dokumentasi teknis.

Dalam paket kesepakatan tersebut, AS dan rekanan kontraktor militernya juga menyertakan pelatihan segala jenis personel yang dibutuhkan untuk mendukung penguasaan teknologi pesawat KC-130J, C-130, E-3, RE-3, KE-3, KA 350, Bell 212, dan Bell 412.

"Melalui kerjasama tersebut, Pemerintah AS berharap pihaknya dapat membantu Kerajaan Arab Saudi untuk meningkatkan kemampuannya dalam mencegah ancaman militer di saat ini dan di masa depan" pungkas pernyataan tersebut.

Baca juga: Arab Saudi Tegaskan bahwa Mereka Tidak Terlibat dalam Serangan Israel ke Pelabuhan Hodeidah Yaman

Militer Arab Saudi sempat Dekati China Dahulu

Kesepakatan yang dijalin dengan AS ini sekaligus menjawab sentimen sebelumnya yang memerkirakan Arab Saudi akan mengalihkan pendanaan militernya ke China.

Spekulasi ini muncul setelah Pangeran Khalid bin Salman selaku Menteri Pertahanan Saudi menggelar perjalanan ke Ibu Kota Tiongkok pada bulan Juni lalu.

Kala itu Khalid bin Salman bertemu dengan Menteri Pertahanan China Dong Jun, serta Wakil Ketua Komisi Militer Pusat, Zhang Youxia.

Secara publik, kedua belah pihak mengatakan mereka "terbuka untuk kerja sama" dan membahas upaya koordinasi untuk mempromosikan perdamaian dan keamanan internasional.

Kunjungan ini memicu spekulasi bahwa Riyadh mungkin menjadikan Tiongkok sebagai negara alternatif penyedia kekuatan militer mereka.

Hal ini diungkapkan Timothy Heath, seorang peneliti senior pertahanan internasional dari lembaga Rand Corporation yang berbasis di AS.

Timothy menilai langkah Arab Saudi ini digunakan untuk meredakan tekanan dari Washington terkait isu seperti hak asasi manusia dan sikapnya dalam perang Israel-Gaza.

"China kemungkinan besar membahas perang Gaza dan juga berharap untuk meyakinkan Arab Saudi bahwa Tiongkok tidak mendukung Iran atas pesaing Sunni-nya. Sebaliknya, Tiongkok akan mencoba menunjukkan dirinya netral dan berharap untuk mendorong perdamaian," ujarnya.

(Tribunnews.com/Bobby)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini