TRIBUNNEWS.COM -- Rusia semakin membabi buta di Kharkov (Kharkiv). Puluhan bom berpemandu terus dijatuhkan di wilayah tersebut.
Angkatan udara Vladimir Putin juga meluncurkan sejumlah bom klaster yang ditembakkan melalui rudal kaliber-M pada Rabu (24/7/2024).
Sejumlah bangunan luluh lantak. Kementerian Pertahanan Rusia mengklaim sebanyak 50-an instruktur asal Barat tewas dalam serangan yang menghancurkan sebuah infrastruktur pertahanan Ukraina.
Baca juga: Perang Rusia-Ukraina Hari ke-883: Kyiv Klaim Rusia Tarik Semua Kapalnya dari Laut Azov
Di tengah gempuran rudal Rusia tersebut, ternyata ada seorang sukarelawan Ukraina yang tak begitu mengindahkan keselamatannya.
Yurii Sapronov, seorang sukarelawan terkenal Ukraina yang rumahnya menjadi korban penggempuran Rusia.
Akibat penyerangan tersebut, rumah Sapronov yang juga seorang pengusaha tersebut mengalami rusak parah karena salah satu bom klaster jatuh di rumahnya. Dua orang asistennya terluka parah.
UANEWS.net mengabarkan bahwa Sapronov selamat dari ledakan bom klaster tersebut. Namun mobil Audi Q8 yang terparkir di halaman hancur.
Dalam jejaring sosial, Sapronov mengatakan bahwa dirinya baik-baik saja. Demikian juga dengan orang yang ada di rumahnya.
"Semuanya baik-baik saja. Semua orang hidup dan sehat. Ada beberapa orang yang mengalami luka ringan. Terima kasih atas telepon dan kata-kata dukungan Anda," kata Sapronov dikuti dari Ukrainska Pravda.
Bukannya mencari perlindungan, pria itu mengaku mencari kucing-kucing kesayangannya. Ia sedang mencari kucingnya, dan lima dari enam kucingnya sudah ditemukan.
Pria itu menegaskan bahwa Kharkov merupakan rumahnya. Ia tak akan pergi kemana pun dari rumahnya.
Baca juga: Rusia Rebut Dua Wilayah Ukraina
Serangan Bom Tandan
Sementara Volodymyr Tymoshko, Kepala Polisi Oblast Kharkov memastikan bahwa senjata Rusia yang diluncurkan untuk menghancurkan Kharkov adalah variasi klaster dari rudal balistik Iskander.
Dalam pernyataannya untuk Suspilne, lembaga penyiaran publik Ukraina, Tymoshko mengatakan, bahwa senjata tersebut bukanlah buatan era Uni Soviet.
Ia menegaskan bom yang menghancurkan sejumlah Gedung tersebut merupakan senjata yang baru diproduksi Rusia.