TRIBUNNEWS.COM - Israel melancarkan gelombang serangan udara terbaru di Jalur Gaza, termasuk di kota selatan Khan Younis di mana lebih dari 20 orang tewas.
Sebuah laporan bahkan menyebut sniper atau penembak jitu ditempatkan untuk menembak siapapun yang bergerak.
Dikutip dari Press TV, Organisasi Bulan Sabit Merah Palestina (PRCS) melaporkan sedikitnya 25 warga Palestina tewas di Khan Yunis pada Kamis (25/7/2024).
Invasi darat Israel terus meningkat, yang memaksa puluhan ribu orang mengungsi.
Menurut saksi mata, penembak jitu Israel dilaporkan ditempatkan di Khan Yunis dan menargetkan siapa pun yang bergerak di sana.
Rumah Sakit Nasser terus menerima korban.
Sejumlah besar pasien dalam kondisi kritis, menurut sumber medis.
Pasukan pendudukan Israel juga menembaki ambulans yang sedang mengevakuasi orang yang terluka di selatan Khan Yunis.
PRCS mengunggah sebuah video yang memperlihatkan kaca depan ambulans mereka tertembus peluru.
Pasukan Israel memulai serangan darat baru ke kota Gaza selatan, yang mengakibatkan kematian sedikitnya 129 warga Gaza dalam dua hari terakhir.
"Di wilayah yang disebut wilayah kemanusiaan di Al-Mawasi (terletak di sebelah barat Khan Yunis) tidak ada ruang bahkan untuk satu tenda pun karena banyaknya orang yang sangat membutuhkan keselamatan," kata PRCS dalam sebuah pernyataan.
Baca juga: Netanyahu dan Biden Bertemu, Gencatan Senjata Israel-Hamas Makin Dekat, Benarkah?
Lebih lanjut, PRCS mengatakan pendudukan Israel mencegah para pengungsi dari Gaza dan wilayah utara untuk kembali dari rumah mereka, karena tidak ada tempat aman yang tersisa bagi para pengungsi.
Di Bureij, yang merupakan zona perang yang sangat aktif antara pejuang Hamas dan pasukan pendudukan, pertempuran terus berkecamuk.
Hamas telah menegaskan, penembakan di Tepi Barat pada Kamis, yang melukai tiga tentara Israel, merupakan reaksi langsung terhadap tindakan genosida yang terus-menerus di Jalur Gaza dan kekerasan mematikan yang terjadi di Tepi Barat.