TRIBUNNEWS.COM - Ulah angkatan laut China yang kerap mengusik wilayah perairan negara-negara di Asia Tenggara ternyata ikut menjadi sorotan bagi Amerika Serikat.
Guna menanggulangi hal tersebut, Amerika Serikat pun mengambil langkah antisipasi dengan memberikan suntikan dana bagi salah satu sektutu terdekatnya yakni Filipina.
Tak tanggung-tanggung, Amerika Serikat telah mengumumkan bahwa mereka akan menyediakan dana bantuan militer sebesar $500 juta atau sekitar Rp 8 Triliun untuk Filipina
Pengumuman ini disampaikan pada hari Selasa, saat Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken dan Menteri Pertahanan Lloyd Austin mengunjungi Manila.
Kedua pejabat tersebut memulai tur Asia Pasifik mereka pada akhir pekan lalu, yang bertujuan untuk meningkatkan pengaruh Amerika Serikat di kawasan tersebut
Dalam konferensi pers tersebut, tampak hadir pula Sekretaris Luar Negeri Filipina, Enrique Manalo dan Menteri Pertahanan Filipina, Gilbert Teodoro.
Adapun bantuan dana militer dari AS ini diberikan seiring dengan meningkatnya ketegangan Filipina dengan China karena sejumlah upaya porovokatif yang telah diambil Beijing beberapa waktu belakangan ini.
“Kami sekarang mengalokasikan tambahan $500 juta dalam pembiayaan militer luar negeri untuk Filipina untuk meningkatkan kolaborasi keamanan dengan salah satu sekutu perjanjian tertua kami di kawasan ini,” kata Blinken seperti yang dikutip Tribunnews dari Al Jazeera.
Blinken menggambarkan bantuan tersebut sebagai investasi untuk membantu memodernisasi angkatan bersenjata dan penjaga pantai Filipina.
Lloyd mengatakan bahwa dana tersebut menunjukkan komitmen AS untuk mengambil langkah berani duna memperkuat aliansi mereka dengan Filipina.
“Kami di sini untuk membangun di atas fondasi yang luar biasa. Kami bekerja untuk memajukan visi bersama kami tentang Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka,” tegasnya.
Baca juga: Airlangga-Sun Haiyan Bertemu, Golkar Diundang PKT Studi Makan Siang Gratis ke China
Teodoro selaku Menhan Filipina menyebut bantuan dari AS tersebut sebagai dorongan luar biasa bagi kemampuan pertahanan negaranya.
Tensi China dan Filipina Memanas
Hubungan China dan Filipina belakangan ini bisa dibilang kian memanas terutama pada akhir pekan lalu.
Hal ini terjadi setelah Menteri Luar Negeri China, Wang Yi menyatakan bakal segera memberikan "respon tegas" terhadap ketegangan di Laut China Selatan dalam pernyataannya pada pada Sabtu (27/7/2024) lalu.
Kemarahan Beijing ini terjadi karena Filipina dianggap melanggar kesepakatan sementara antar kedua negara terkait sengketa wilayah perairan negara mereka yang telah berlangsung lama.
Filipina dianggap melanggar kesepakatan dengan menduduki daerah Beting Second Thomas yang juga diklaim China.
Wang Yi meminta Filipina untuk "mematuhi komitmennya" sesuai dengan kesepakatan dan menghindari konfrontasi dengan mundur dari wilayah Beting Second Thomas.
"Jika tidak, China pasti akan memberikan tanggapan yang tegas," katanya.
Menanggapi hal tersebut, Sekretaris Luar Negeri Filipina, Enrique Manalo pun balas menyindir China.
Manalo mengaku Filipina bakal menarik diri dari Beting Second Thomas asalkan Beijing juga menepati kesepakatannya.
Hal ini terjadi setelah pasukan penjaga pantai China telah menggunakan meriam air yang kuat dan melancarkan manuver berbahaya untuk menghalang-halangi Angkatan Laut Filipina saat melakukang pengiriman pasokan makanan di pos penjagaan terdepan mereka di Second Thomas Shoal.
"Jika semua pihak melaksanakan kesepakatan ini, dan kami berharap China juga melaksanakannya, maka kami akan dapat memasok kembali personel militer kami di kapal tanpa hambatan apa pun," kata Manalo pada Jumat (26/7/2024).
"Saya rasa ini akan menjadi langkah penting dalam meredakan ketegangan dan semoga mengarah pada kerja sama di bidang lain di Laut China Selatan," tambahnya.
(Tribunnews.com/Bobby)