TRIBUNNEWS.com - Kepala Biro Politik Hamas, Ismail Haniyeh, diketahui sempat menghadiri pelantikan Presiden Iran terpilih, Masoud Pezeshkian, Selasa (30/7/2024).
Dalam kesempatan itu, Pezeshkian memberikan pesan pada Haniyeh soal perjuangan Hamas di Gaza dalam melawan Israel.
"Kami yakin, perlawanan rakyat dan pejuang Palestina akan menghasilkan kemenangan akhir dan pembebasan tanah Palestina," kata Pezeshkian, Selasa, dikutip dari Iran International.
Selain Haniyeh, sejumlah perwakilan dari berbagai negara juga menghadiri pelantikan Pezeshkian.
Dikutip dari Anadolu Ajansi, di antaranya adalah Menteri Luar Negeri Turki, Hakan Firdan; Wakil Sekretaris Jenderal Urusan Politik Layanan Eksternal Eropa, Enrique Mora; hingga para diplomat tinggi Mesri dan Sudan.
Pezeshkian terpilih menjadi Presiden Iran, menggantikan Ebrahim Raisi setelah Raisi tewas dalam kecelakaan helikopter pada 19 Mei 2024 lalu, bersama tujuh orang lainnya, termasuk Menteri Luar Negeri, Hossein Amir-Abdollahian.
Hamas dan IRGC Konfirmasi Tewasnya Haniyeh
Hamas telah mengonfirmasi tewasnya Haniyeh di kediamannya di Teheran, Iran, Rabu (31/7/2024) pagi.
"Gerakan Perlawanan Islam Hamas berduka cita atas meninggalnya rakyat Palestina yang agung, bangsa Arab dan Islam, dan seluruh rakyat merdeka di dunia."
"Saudara, pemimpin, martir, Mujahid Ismail Haniyeh, pimpinan gerakan ini (Hamas), yang tewas dalam serangan berbahaya Zionis di kediamannya di Teheran," kata Hamas, dilansir AlJazeera.
Selain Hamas, IRGC juga membenarkan kabar duka tersebut.
Tak hanya Haniyeh, serangan Israel di Teheran juga menyebabkan seorang pengawal Haniyeh tewas.
Baca juga: Kronologi Israel Bunuh Bos Hamas Ismail Haniyeh di Iran, Diserang Rudal saat Tidur
"Pagi ini, kediaman Ismail Haniyeh di Teheran diserang, yang mengakibatkan dia dan salah satu pengawalnya tewas," ungkap IRGC.
Lebih lanjut, IRGC mengatakan penyebab tewasnya Haniyeh masih diselidiki.
Pihaknya akan segera mengumumkannya begitu hasil penyelidikan didapat.
"Penyebabnya masih diselidiki dan akan segera diumumkan," kata IRGC.
Sementara itu, Sumber media Al Hadath melaporkan pembunuhan Haniyeh diakibatkan oleh sasaran yang menargetkan kediamannya di Teheran.
"Pembunuhan Ismail Haniyeh terjadi pada pukul 2.00 waktu Teheran, dengan rudal langsung diarahkan ke tubuhnya," kata sumber itu kepada Al Hadath.
Sumber tersebut juga melaporkan, Ismail Haniyeh dan rekannya, Wassim Abu Shaaba,n dibunuh dengan menargetkan kediaman mereka di Teheran.
Mereka membenarkan pembunuhan Ismail Haniyeh terjadi di tempat tidurnya.
70 Anggota Keluarga Haniyeh Tewas
Pada akhir Juni 2024, 10 anggota keluarga Haniyeh, termasuk saudara perempuannya, Zahr Haniyeh, tewas dalam serangan Israel di kamp pengungsi Shati di Gaza utara.
Baca juga: Ismail Haniyeh Dibunuh di Teheran, Iran Mengatakan Haniyeh di Teheran untuk Pelantikan Presiden Iran
Kematian 10 anggota keluarga Haniyeh menambah daftar kerabat bos Hamas tersebut yang meninggal akibat serangan Israel.
Sejak serangan Israel berlangsung pada 7 Oktober 2023, setidaknya anggota keluarga Haniyeh yang tewas sudah mencapai 70 orang.
Hal ini diketahui dari pengakuan Haniyeh saat diwawancarai Al Jazeera pada 10 April 2024 lalu.
Ketika itu, Haniyeh menyebut tiga anaknya yang bernama Hazem, Amir, dan Mohammad serta para cucunya tewas karena serangan Israel saat Hari Raya Idul Fitri di Gaza.
Dia mengungkapkan anak dan cucunya itu berencana untuk berkunjung ke kerabat dalam rangka perayaan Idul Fitri di kamp pengungsian Shati.
Haniyeh pun mengungkapkan saat itu, dengan tewasnya tiga anak dan cucunya, total sudah ada 60 anggota keluarganya yang tewas.
"Melalui darah para martir dan rasa sakit dari mereka yang terluka, kita menciptakan harapan, kita menciptakan masa depan, kita menciptakan kemerdekaan dan kebebasan bagi rakyat dan bangsa kita," ujarnya.
Ia menambahkan sekitar 60 anggota keluarganya, termasuk keponakan-keponakannya, telah terbunuh sejak dimulainya perang.
(Tribunnews.com/Pravitri Retno W/Yunita/Yohanes)