News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Palestina Vs Israel

Perdana Menteri Lebanon Marah setelah Israel Ngebom Beirut dan Targetkan Hizbullah

Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Febri Prasetyo
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Perdana menteri sementara Lebanon Najib Mikati berbicara selama konferensi pers setelah rapat kabinet di Beirut pada 26 Maret 2023. Najib Mikati akan gelar rapat setelah Israel serang Beirut dengan dalih menargetkan Hizbullah.

TRIBUNNEWS.COM - Perdana Menteri Lebanon, Najib Mikati, mengutuk serangan Israel terhadap pinggiran selatan ibu kota Lebanon, Beirut, pada Selasa (30/7/2024) malam.

Ia marah karena Israel tidak menghormati kedaulatan Lebanon dengan menyerang wilayah Lebanon.

“Mesin pembunuh Israel belum cukup untuk menargetkan wilayah Lebanon di selatan dan Bekaa, menjangkau jauh ke ibu kota, Beirut, dan beberapa meter dari salah satu rumah sakit terbesar di Lebanon,” kata Najib Mikati.

"Tindakan kriminal yang terjadi malam ini merupakan bagian dari serangkaian operasi agresif yang membunuh warga sipil yang jelas-jelas melanggar hukum internasional dan hukum kemanusiaan internasional," lanjutnya.

Pemimpin Lebanon itu meminta komunitas internasional seperti PBB untuk menekan Israel agar menghentikan agresinya.

"Ini adalah sesuatu yang kami serahkan ke tangan komunitas internasional, yang harus memikul tanggung jawabnya dan menekan dengan sekuat tenaga untuk mewajibkan Israel menghentikan agresi dan ancamannya serta menerapkan resolusi internasional," katanya, dikutip dari Anadolu Agency.

Ia menegaskan bahwa pemerintah Lebanon dapat mengambil tindakan untuk merespons agresi Israel.

"Kami juga berhak mengambil semua tindakan yang berkontribusi untuk menghalangi agresi Israel," tegasnya.

Najib Mikati menjelaskan bahwa pemerintah Lebanon akan menggelar pertemuan setelah serangan Israel.

"Saya memanggil Dewan Menteri untuk bertemu besok dan saya mengundang semua menteri untuk berpartisipasi," katanya.

Pernyataan ini disampaikan setelah Israel menembakkan beberapa rudal ke sebuah gedung di sekitar Dewan Syura Hizbullah di Haret Hreik di pinggiran selatan Beirut pada Selasa malam.

Baca juga: Israel Klaim Bunuh Komandan Hizbullah Fuad Shukr di Beirut saat Nasibnya Belum Diketahui

Israel Serang Pinggiran Beirut

Sebelumnya, Israel melakukan serangan udara di pinggiran Beirut, Lebanon, pada Selasa malam dengan dalih menargetkan markas kelompok Hizbullah di sana.

Israel mengonfirmasi serangan itu untuk menargetkan pemimpin Hizbullah, Fuad Shukr, yang dianggap sebagai target yang paling diincar Israel dan sekutunya, Amerika Serikat (AS), selama ini.

Sementara itu, militer Israel mengatakan serangan itu sekaligus sebagai balasan terhadap insiden jatuhnya rudal di lapangan bola di Majdal Shams, Dataran Tinggi Golan (Suriah) yang diduduki Israel, pada Sabtu (27/7/2024).

Insiden itu menewaskan 12 orang termasuk anak-anak dan melukai lebih dari 40 orang.

Israel menuduh Hizbullah meluncurkan rudal ke Majdal Shams, sementara Hizbullah membantah tuduhan itu dengan mengatakan mereka tidak pernah menargetkan Majdal Shams.

Orang-orang Druze Suriah yang tinggal di Majdal Shams berpendapat bahwa Israel adalah dalang di balik insiden jatuhnya rudal, namun Israel menuduhkannya kepada Hizbullah.

Sejak 8 Oktober 2023, Hizbullah menyatakan bergabung dengan perlawanan membela rakyat Palestina yang menghadapi agresi Israel di Jalur Gaza dan Tepi Barat.

Hizbullah menyerang sasaran militer Israel di perbatasan Israel utara, wilayah Palestina yang diduduki, dari wilayah Lebanon selatan yang merupakan basis militer Hizbullah.

Hizbullah berjanji akan berhenti menyerang perbatasan jika Israel menghentikan serangan militernya di Jalur Gaza.

(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)

Berita lain terkait Konflik Palestina vs Israel

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini