TRIBUNNEWS.COM – Pemerintah Lebanon mulai menghadapi kemungkinan adanya serangan balasan yang akan dilakukan Israel dalam waktu dekat.
Status siaga dipasang setelah Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mendapat lampu hijau untuk menyerang Hizbullah di Lebanon, sebagaimana dilansir France24.
Pejabat tinggi Israel menjelaskan izin serangan ke Lebanon diberikan untuk merespons serangan yang belakangan dilakukan Hizbullah.
Seperti baru-baru ini Hizbullah dituding telah melakukan serangan rudal hingga menewaskan 12 anak-anak dan remaja di Dataran Tinggi Golan yang diduduki Israel.
Israel menuduh Hizbullah sebagai dalang utama yang menembakkan roket Falaq-1 buatan Iran ke Golan.
Tetapi kelompok yang didukung Iran itu menegaskan mereka tidak ada kaitannya dengan serangan roket di Majdal Shams.
Hizbullah berulang kali menyangkal bertanggung jawab atas insiden tersebut, Hizbullah mengatakan, serangan itu adalah hasil dari kesalahan Israel.
Demi mencegah serangan mematikan Israel, Pemerintah Lebanon bahkan meminta Amerika Serikat untuk mendesak Israel menahan diri agar tidak terprovokasi melakukan serangan balasan.
Bahkan untuk mencegah terjadinya perang besar, Lebanon mengklaim pihaknya telah membentuk tim khusus untuk melakukan investigasi terkait serangan tersebut.
Hizbullah Evakuasi Para Petinggi
Menyusul ancaman yang dirilis Israel, kelompok militan asal Lebanon Hizbullah dikabarkan mulai mengevakuasi para petingginya dari wilayah selatan dan timur Lebanon.
Strategi siaga perang dilakukan Hizbullah dengan membersihkan beberapa lokasi penting di selatan Lebanon dan Lembah Bekaa timur.
Baca juga: Israel Bujuk NATO Coret Turki Dari Daftar Anggota, Balas Ancaman Invasi Erdogan ke Tel Aviv
Adapun evakuasi ini dilakukan mengantisipasi adanya serangan invasi yang akan dilakukan militer Israel dalam waktu dekat.
Hizbullah Ancam Serbu Galilea
Laporan terpisah mengungkap beberapa anggota senior Hizbullah bersiap melakukan serangan ke Galilea apabila Israel nekat menyerbu ibu Kota Lebanon.
“Hizbullah telah berjanji untuk menanggapi setiap serangan Israel, berapa pun intensitasnya,” jelas seorang pejabat senior Hizbullah mengutip Jpost.
"Jika mereka memutuskan untuk memasuki Lebanon, kami akan menginjakkan kaki di Galilea," katanya lagi, merujuk pada wilayah Israel di dekat perbatasan dengan Lebanon,
Ini merupakan komentar resmi pertama Hizbullah sejak Israel menyampaikan ancaman akan menyerang Lebanon di hari yang sama dengan serangan ke Majdal Shams.
Hizbullah tidak berharap Israel melakukan invasi darat ke Lebanon. Namun jika itu terjadi, maka Hizbullah akan melawan dengan kemampuan yang ada.
(Tribunnews.com/ Namira Yunia)