Hingga kini, Meta, induk perusahaan yang menaungi WhatsApp, belum mengomentari masalah ini.
Kabarnya, pihak Meta telah meningkatkan upaya untuk menghapus referensi ke Hamas dari platformnya.
Yang terbaru adalah penghapusan postingan Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim, Times of Israel melaporkan pada tanggal 1 Agustus.
“Biarlah ini menjadi pesan yang jelas dan tegas kepada Meta: Hentikan tindakan pengecut ini,” tulis Anwar di laman media sosialnya.
Seperti diberitakan, Haniyeh yang awalnya berdiam di pengasingan di Qatar dikabarkan tewas dalam ledakan di Teheran dini hari 31 Juli 2024 waktu setempat menurut Korps Pasukan Garda Revolusi Islam (IRGC) Iran.
Haniyeh sedang mengunjungi Iran untuk pelantikan Presiden Masoud Pezeshkian, dilaporkan menginap di sebuah wisma di kompleks Al-Zahra di distrik Zafaraniyeh, Teheran.
Di tempatnya menginap, siaga tindakan pengamanan tingkat tinggi, termasuk pengawalan keamanan dari unit polisi khusus Iran untuk perlindungan VIP.
Kemudian sekitar pukul 01.45 waktu setempat, sebuah pesawat kecil tak berawak menargetkan kamar Haniyeh dengan tepat.
Serangan tersebut juga mengakibatkan tewasnya pengawal Haniyeh.
Pejabat keamanan Iran sebelumnya telah memperingatkan potensi ancaman terhadap Haniyeh dari Israel.
Bukti visual setelah kematian Haniyeh menunjukkan bangunan Al-Zahra di sisi barat bekas kompleks istana kerajaan Saadabad mengalami kerusakan yang sangat kecil sehingga lantai atasnya tetap utuh, hanya kerusakan ringan di lantai tempat ia menginap.
Sumber-sumber keamanan setempat menyatakan, tidak seperti laporan awal mengenai serangan yang dilakukan dari luar perbatasan Iran, operasi tersebut dilakukan secara lokal dalam lingkup yang dekat dengan kompleks istana sebagaimana ditunjukkan oleh radius ledakan.
Bangunan tinggi terdekat yang dapat dilihat secara langsung dari kompleks Al-Zahra adalah gedung Senator Palace di dekatnya.
Tidak ada indikasi dari kepolisian atau keamanan setempat bahwa peluncuran lokal direncanakan dari gedung kondominium mewah tersebut.
Pemimpin Hamas tiba di Teheran awal minggu ini dan menghadiri acara di parlemen dan pameran di dekat Menara Milad sebelum kembali ke kediamannya.
Baik Hamas maupun pejabat Iran belum memberikan komentar publik mengenai insiden tersebut.
Pihak berwenang Israel pun belum membuat pernyataan.
Setelah kematian Haniyeh, Pemimpin Iran Ali Khamenei menegaskan, waktunya untuk membalas dendam atas pembunuhan pemimpin Hamas Ismail Haniyeh di wilayahnya.
“Rezim Zionis kriminal dan teroris telah membunuh tamu terkasih kami di dalam rumah kami dan membuat kami berduka, namun hal itu membuka jalan bagi hukuman berat yang akan dijatuhkan kepadanya,” kata Ali Khamenei dalam pesannya.
Israel telah meningkatkan upayanya dalam beberapa minggu terakhir untuk menyingkirkan musuh-musuhnya, dengan serangan di beberapa negara di Lebanon yang menewaskan orang nomor dua di kelompok Syiah Hizbullah dan Yaman pada tanggal 20 Juli.
Serangan terhadap terminal minyak Hodeidah menimbulkan kepulan asap dan api.
Sementara penduduk kota melaporkan ledakan besar yang datang dari area pelabuhan menyusul serangan udara Israel terhadap kota itu.
Serangan itu terjadi sehari setelah rezim Yaman yang tidak diakui menyerang negara itu dengan pesawat tak berawak rancangan Iran di dekat kedutaan besar AS di pusat Tel Aviv , menewaskan satu orang dan melukai beberapa lainnya.
(Tribunnews.com/ Chrysnha, Bobby)