TRIBUNNEWS.COM - Berikut ini 26 daftar tahanan yang dibebaskan dalam pertukaran tahanan antara Rusia-Barat, terbesar sejak Perang Dingin?
Reporter Wall Street Journal Evan Gershkovich turut dibebaskan dalam kesepakatan ini.
Paul Whelan, mantan marinir AS, serta politisi dan aktivis oposisi terkemuka Rusia yang telah dipenjara karena mengkritik invasi skala penuh ke Ukraina, juga termasuk di antara 16 orang yang dibebaskan oleh Rusia dan Belarus.
Yang paling menonjol di antara mereka yang kembali ke Moskow adalah Vadim Krasikov, yang menjalani hukuman seumur hidup di Jerman atas pembunuhan seorang mantan komandan pemberontak Chechen di sebuah taman Berlin.
Berikut ini rangkuman seluruh orang yang dibebaskan:
Dibebaskan oleh Rusia
1. Lilia Chanysheva
Dikutip dari Al Jazeera, Chanysheva pernah mengepalai kantor mendiang pemimpin oposisi Alexey Navalny di republik Bashkortostan bagian tengah.
Wanita ini dijatuhi hukuman tujuh setengah tahun penjara pada bulan Juni 2023 karena telah menciptakan “organisasi ekstremis”, hukuman yang ditingkatkan menjadi sembilan setengah tahun pada bulan April.
Seorang akuntan berusia 42 tahun itu pernah bekerja di perusahaan besar termasuk Deloitte sebelum bergabung dengan tim Navalny pada tahun 2017, secara terbuka memprotes korupsi di wilayah tersebut.
2. Ksenia Fadeeva - Rusia
Fadeyeva memimpin organisasi Navalny yang sekarang dilarang di kota Tomsk, Siberia, tempat pemimpin oposisi tersebut diracun pada bulan Agustus 2020.
Ia dijatuhi hukuman sembilan tahun penjara pada bulan Desember 2023 karena “ekstremisme”.
Wanita berusia 32 tahun itu terpilih menjadi anggota legislatif kota Tomsk pada tahun 2020, sebuah langkah yang dipuji sebagai kemenangan oposisi Rusia dalam perjuangan melawan kekuasaan Putin.
Baca juga: Pertukaran Tahanan Rusia: Siapa yang Dibebaskan?
3. Evan Gershkovich
Reporter Wall Street Journal berusia 32 tahun ditangkap di kota Yekaterinburg di Ural pada Maret 2023 dan dituduh menjadi mata-mata untuk CIA.
Rusia menuduh Gershkovich telah tertangkap basah memata-matai sebuah pabrik di Ural yang memproduksi tank untuk digunakan di Ukraina, tetapi tidak memberikan bukti untuk mendukung klaimnya. The Wall Street Journal membantah tuduhan tersebut.
AS menyebut jurnalis tersebut "ditahan secara salah", yang berarti menganggap kasus tersebut bermotif politik.