News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Palestina Vs Israel

Hizbullah Segera Balas Serangan Israel, Sekjen Nasrallah Pastikan Zionis Nangis

Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Febri Prasetyo
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Sekretaris Jenderal Hizbullah, Hassan Nasrallah, berpidato pada Kamis (1/8/2024) dan mengancam Israel setelah pembunuhan komandan Hizbullah, Fuad Shukr di pinggiran Beirut, Lebanon, pada Selasa (30/7/2024) malam.

TRIBUNNEWS.COM - Sekretaris Jenderal Hizbullah, Hassan Nasrallah, mengatakan Israel sedang memasuki arena yang berbahaya setelah pembunuhan komandan Hizbullah, Fuad Shukr, di pinggiran Beirut, Lebanon, pada Selasa (30/7/2024) malam.

"Respons terhadap pembunuhan komandan militer Fuad Shukr pasti akan terjadi, dan akan menjadi tindakan yang serius, nyata, dan bijaksana," kata Nasrallah dalam pidatonya pada hari pemakaman Fuad Shukr, Kamis (1/8/2024).

"Musuh dan mereka yang berada di belakang musuh tidak terhindarkan untuk menunggu tanggapan yang akan datang. Tidak ada diskusi atau perdebatan, dan di antara kita ada siang, malam, dan lapangan," lanjutnya.

Nasrallah memastikan Israel tidak akan tahu dari arah mana Hizbullah akan merespons.

"Musuh tidak tahu dari mana tanggapan kami akan datang, apakah dari Palestina utara atau selatan, dan apakah itu akan dilakukan secara terpisah atau bersamaan,” tambahnya.

“Kami mencari tanggapan nyata dan bukan tanggapan formal seperti yang dilakukan beberapa pihak, melainkan respons yang sangat bijaksana," ujarnya.

Risiko Perang Besar, Hizbullah Pastikan Israel Menangis

Sekjen Hizbullah itu menekankan bahwa mereka berada dalam risiko pertempuran besar melawan Israel di kawasan tersebut.

"Kawasan ini sedang menghadapi pertempuran besar yang akan mempunyai dampak yang tidak disadari oleh sebagian orang terhadap masa depan musuh,” katanya.

Ia menegaskan bahwa respon Hizbullah terhadap Israel juga sebagai tanggapan terhadap pembunuhan Kepala Biro Politik Hamas, Ismail Haniyeh, saat beristirahat dalam kunjungannya di Teheran, Iran pada Rabu (31/7/2024) malam.

Baca juga: Antisipasi Serangan Iran ke Israel, AS Mulai Siagakan 12 Kapal Perang di Wilayah Timur Tengah

“Kita sedang menghadapi pertempuran besar yang permasalahannya tidak hanya sekedar masalah atribusi setelah pembunuhan Fuad Shukr di Beirut dan kesyahidan kepala Biro Politik Gerakan Perlawanan Islam (Hamas) Ismail Haniyeh di Teheran," katanya, dikutip dari Al Ahed News.

Nasrallah mengatakan Iran akan merespon serangan yang menewaskan Ismail Haniyeh karena itu terjadi di ibu kotanya, Teheran.

Ia menjelaskan, respon Iran akan lebih besar dari pada apa yang dilakukan pada 14 April 2024 saat Iran membalas serangan Israel di kompleks konsulat Iran di Damaskus, Suriah pada pada 1 April 2024.

Serangan di konsulat Iran itu membunuh Brigjen Mohammad Reza Zahedi, komandan Pasukan Quds Iran, serta 15 orang lainnya.

“Tertawalah sedikit karena kalian akan banyak menangis dan kalian tidak tahu tahap apa yang telah kalian masuki," katanya memperingatkan Israel.

"Kami, di garis depan perlawanan, telah memasuki tahap baru yang akan bergantung pada reaksi musuh yang harus menunggu balas dendam dari seluruh rakyat terhormat bangsa," tambahnya.

Hamas dan Hizbullah Pantang Mundur

Sekjen Hizbullah, Nasrallah, menegaskan Hizbullah dan Hamas tidak mungkin menyerah setelah pembunuhan Fuad Shukr dan Ismail Haniyeh.

Dia mengumumkan kembalinya Hizbullah ke konfrontasi di perbatasan, mulai Jumat (2/8/2024) pagi, setelah ketenangan selama dua hari terakhir.

Sejak 8 Oktober 2023, Hizbullah menyatakan bergabung dengan perlawanan membela rakyat Palestina yang menghadapi agresi Israel di Jalur Gaza dan Tepi Barat.

Hizbullah berjanji akan berhenti menyerang perbatasan jika Israel menghentikan serangan militernya di Jalur Gaza.

Militer Israel beralasan bahwa serangan Israel yang membunuh Fuad Shukr adalah respon terhadap jatuhnya rudal di lapangan bola di Majdal Shams, Dataran Tinggi Golan (Suriah) yang diduduki Israel, pada Sabtu (27/7/2024), yang menewaskan 12 orang sekte Druze Suriah.

Israel menuduh Hizbullah menembakkan rudal ke lapangan itu, sementara Hizbullah menolak tuduhan Israel.

Jumlah Korban di Jalur Gaza

Sementara itu, Israel masih melancarkan agresinya di Jalur Gaza, jumlah kematian warga Palestina meningkat menjadi lebih dari 39.400 jiwa dan 90.996 lainnya terluka sejak Sabtu (7/10/2023) hingga Selasa (30/7/2024), dan 1.147 kematian di wilayah Israel, dikutip dari Anadolu Agency.

Sebelumnya, Israel mulai membombardir Jalur Gaza setelah gerakan perlawanan Palestina, Hamas, meluncurkan Operasi Banjir Al-Aqsa pada Sabtu (7/10/2023) untuk melawan pendudukan Israel dan kekerasan di Al-Aqsa sejak tahun 1948.

Israel memperkirakan kurang lebih ada 120 sandera yang hidup atau tewas dan masih ditahan Hamas di Jalur Gaza, setelah pertukaran 105 sandera dengan 240 tahanan Palestina pada akhir November 2023.

Sementara itu, lebih dari 21.000 warga Palestina yang masih berada di penjara-penjara Israel, menurut laporan Yedioth Ahronoth pada awal Juli 2024.

(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)

Berita lain terkait Konflik Palestina vs Israel

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini