Carini tidak menjabat tangan Khelif setelah wasit secara resmi memenangkan Khelif.
Carini menangis di atas ring setelah berlutut.
Aksi Carini memicu perdebatan di media sosial tentang apakah Khelif seharusnya diizinkan untuk bertanding.
Khelif pernah gagal dalam tes kelayakan gender dari Asosiasi Tinju Internasional atau IBA.
Perdana Menteri Italia Giorgia Meloni membahas masalah tersebut dengan presiden International Olympic Committee (IOC) Thomas Bach selama pertemuan di Paris pada hari Jumat.
IOC telah berulang kali membela hak Khelf untuk bertanding minggu ini.
"Meskipun kami meminta kepastian dan jaminan, baik untuk keselamatan atlet kami maupun untuk keteraturan kompetisi, mereka telah mengonfirmasi bahwa (Khelif) berada dalam parameter ini," kata presiden Komite Olimpiade Italia Giovanni Malagò.
Mengapa Carini Mundur?
Saat diwawancara, Carini yang masih menangis mengatakan bahwa ia berhenti karena rasa sakit dari pukulan pembuka Khelif, sambil menambahkan bahwa hidungnya berdarah setelahnya.
"Wajah dan hidung saya sakit," kata Carini, menurut harian olahraga Italia Gazzetta dello Sport.
"Saya tidak bisa bernapas lagi."
"Saya memikirkan keluarga saya, saya melihat saudara laki-laki saya di tribun dan saya pergi ke sudut untuk mengundurkan diri."
"Saya belum pernah dipukul dengan pukulan sekuat itu."
Baca juga: Viral Foto Atlet Tembak Turki di Olimpiade Paris: Tangan Kanan Pegang Pistol, Tangan Kiri di Saku
Carini menambahkan bahwa itu bukan gerakan yang direncanakan sebelumnya.
"Semua kontroversi ini membuat saya sedih," kata Carini.