Tetapi, para pejabat intelijen Israel memberi pengarahan kepada AS dan pemerintah Barat lainnya mengenai rincian operasi tersebut segera setelah kejadian tewasnya Haniyeh, menurut lima pejabat Timur Tengah.
Sebuah analisis menyebutkan para pembunuh tersebut mampu mengeksploitasi celah lain dalam pertahanan Iran.
Hal itu memungkinkan sebuah bom ditanam dan tetap tersembunyi selama berminggu-minggu sebelum bom tersebut akhirnya meledak.
Pelanggaran seperti itu, kata tiga pejabat Iran, merupakan kegagalan besar dalam bidang intelijen dan keamanan bagi Iran dan merupakan hal yang sangat memalukan bagi IRGC.
Lantaran, Iran menggunakan kompleks tersebut untuk tempat retret, pertemuan rahasia, dan menampung tamu-tamu terkemuka seperti Haniyeh.
Bagaimana bom itu disembunyikan di wisma, masih belum jelas.
Para pejabat Timur Tengah mengatakan perencanaan pembunuhan tersebut memakan waktu berbulan-bulan dan memerlukan pengawasan ekstensif terhadap kompleks tersebut.
Dua pejabat Iran yang menjelaskan sifat pembunuhan tersebut mengatakan mereka tidak tahu bagaimana atau kapan bahan peledak itu ditanam di dalam ruangan.
Houthi Yaman akan Balas Dendam usai Ismail Haniyeh Tewas
Houthi Yaman menegaskan akan balas dendam ke Israel, usai tewasnya Ismail Haniyeh.
Hal ini disampaikan Sayyed Abdul Malik al-Houthi, pemimpin kelompok Ansarallah Yaman, Kamis (1/8/2024).
Pihaknya menyebut pembunuhan Haniyeh oleh Israel telah meningkatkan konflik (Timur Tengah) ke tingkat yang lebih luas.
Al-Houthi menegaskan akan ada konsekuensi yang parah bagi Tel Aviv.
"Keterlibatan musuh kriminal (zionis Israel) dalam menargetkan martir (Haniyeh) telah meningkatkan pertempuran ke lingkup yang lebih luas dan dimensi yang lebih besar," katanya, dilansir Palestine Chronicle.
"Dan konsekuensinya akan mengerikan bagi musuh," lanjutnya dalam pidato yang disiarkan televisi Al-Masirah TV.