TRIBUNNEWS.COM - Amerika Serikat (AS) akan memindahkan satu skuadron jet tempur ke Timur Tengah.
Pentagon mengungkapkan, AS juga akan menambatkan satu kapal induk di kawasan tersebut.
Hal ini dilakukan sebagai upaya meningkatkan kehadiran militer Amerika untuk membantu mempertahankan Israel dari kemungkinan serangan oleh Iran dan proksinya serta menjaga pasukan AS.
Menteri Pertahanan AS, Lloyd Austin, juga telah memerintahkan kapal penjelajah dan kapal perusak tambahan yang mampu menahan rudal balistik ke kawasan Eropa dan Timur Tengah.
Selain itu, AS akan mengambil langkah untuk mengirim lebih banyak senjata pertahanan rudal balistik berbasis darat ke sana.
Dilansir AP News, perubahan ini merupakan perwujudan janji Presiden AS Joe Biden kepada Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu.
Dalam panggilan telepon pada Kamis (1/8/2024), Biden membahas pengerahan militer AS yang baru untuk melindungi dari kemungkinan serangan rudal balistik dan pesawat nirawak, menurut Gedung Putih.
Pada April 2024, pasukan AS mencegat puluhan rudal dan pesawat nirawak yang ditembakkan Iran terhadap Israel dan membantu menjatuhkan hampir semuanya.
Kini, para pemimpin AS khawatir tentang meningkatnya kekerasan di Timur Tengah sebagai respons atas serangan Israel baru-baru ini terhadap para pemimpin Hamas dan Hizbullah, yang memicu ancaman pembalasan.
Ancaman Iran ke Israel
Iran mengancam akan menanggapi setelah pemimpin Hamas Ismail Haniyeh dibunuh di Teheran pada Rabu (31/7/2024).
Pembunuhan itu terjadi sehari setelah komandan senior Hizbullah, Fuad Shukr, terbunuh di Beirut, Lebanon.
Baca juga: Mossad Israel Diklaim Rekrut Agen Keamanan Iran untuk Tanam Bom di Kamar Haniyeh, Ada Pengkhianat?
Iran dan kelompok bersenjata yang didukungnya sedang mempersiapkan tindakan terkoordinasi yang dimaksudkan untuk menghalangi Israel tetapi mencegah perang habis-habisan, kata sumber dan analis, setelah pembunuhan tokoh-tokoh utama Hamas dan Hizbullah.
Pada Kamis, pejabat Iran bertemu di Teheran dengan perwakilan dari apa yang disebut "Poros Perlawanan" — aliansi longgar kelompok-kelompok yang didukung Teheran yang memusuhi Israel — untuk membahas pembalasan atas kematian pemimpin Hamas dan komandan militer tertinggi Hizbullah.
"Dua skenario dibahas: tanggapan serentak dari Iran dan sekutunya atau tanggapan terhuyung-huyung dari masing-masing pihak," kata sumber yang telah diberi pengarahan tentang pertemuan itu kepada AFP, yang meminta anonimitas untuk membahas masalah-masalah sensitif.