TRIBUNNEWS.COM - Kontroversi terkait cabang olahraga tinju wanita di Olimpiade Paris 2024 kian memanas dan jauh dari kata mereda.
Hal ini terjadi setelah petinju putri Bulgaria, Svetlana Staneva melakukan protes di atas ring setelah kekalahannya dari Lin Yu-ting.
Lin Yu-ting yang berasal dari Cina Taipei ini adalah satu dari dua petinju yang tengah menjadi sorotan dalam cabor tinju wanita di Olimpiade Paris kali ini.
Hal ini terjadi setelah Lin Yu-ting dan petinju asal Aljazair Imane Khelif diketahui memiliki kromosom XY yang dimiliki oleh jenis kelamin laki-laki.
Meskipun keduanya didiskualifikasi dari kategori putri dalam kejuaraan dunia tahun lalu oleh Asosiasi Tinju Internasional (IBA), namun Khelif dan Yu-ting bisa berlaga di Olimpiade kali ini.
Keikutsertaan Khelif dan Yu-ting ini ditengarai pernyataan Komite Olimpiade Internasional (IOC) yang meragukan kompetensi dan legitimasi tes kelamin yang dilakukan oleh IBA.
Tak pelak, penampilan Khelif maupun Yu-ting di Olimpiade Paris 2024 ini pun terus mengundang kontroversi.
Panasnya kontroversi ini kian menjadi setelah laga perempatfinal cabor tinju putri 57kg digelar pada hari Minggu (4/8/2024).
Dalam laga kala itu, Yu-ting menghadapi Svetlana Staneva asal Bulgaria untuk memerebutkan satu tempat di semifinal.
Seperi yang diprediksi oleh banyak pihak, Lin Yu-ting mendapatkan kemenangan telak dengan skor dari juri 5-0 atas Svetlana.
Petinju berusia 28 tahun ini pun mengikuti jejak Imane Khelif yang sebelumnya juga telah memastikan diri melaju ke semifinal di kategori 66 kg.
Baca juga: Kontroversi keikutsertaan Imane Khelif dalam tinju wanita di Olimpiade Paris
Seusai laga Yu-ting dan Staneva berlangsung, kontroversi pun terjadi.
Hal ini terjadi lantaran Staneva menggelar aksi protes dengan menunjuk ke dadanya sebelum membuat simbol tanda 'X' dengan jarinya
Staneva juga meneriakkan 'tidak, tidak' sambil memerlihatkan gestur 'X' berulang kali ke arah penonton.
Pelatih Bulgaria, Borislav Georgiev yang mendampingi Staneva juga mengangkat selembar kertas yang bertuliskan "Saya hanya ingin bertanding dengan wanita, saya adalah XX."
Aksi protes Staneva dan Georgiev ini kemudian dimaknai oleh sejumlah media merujuk pada fakta tidak adanya kromosom XX wanita yang dimiliki Lin Yu-ting.
Ditemui selepas laga, Staneva enggan memberikan penjelasan mengenai gestur yang ia tunjukkan di atas ring kepada para jurnalis di area media.
Di lain pihak, Georgiev mau mengungkapkan pendapatnya tentang kontroversi atlet 'transgender' yang terjadi di Olimpiade kali ini.
“Saya bukan seorang ahli medis jadi saya tidak seharusnya mengatakan apakah Lin boleh atau tidak berlaga,” kata Georgiev kepada BBC.
“Tapi ketika tes menunjukkan bahwa dia memiliki kromosom Y, dia seharusnya tidak berada di sini.” kecam Georgiev kepada IOC.
(Tribunnews.com/Bobby)