News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Palestina Vs Israel

Mesir Main Aman, Tutup Wilayah Udara dan Ogah 'Lindungi' Israel usai Diancam Iran

Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Nuryanti
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Presiden Mesir Abdel-Fattah al-Sisi berbicara dalam konferensi pers bersama dengan Presiden Prancis setelah pembicaraan mereka di Kairo, pada 25 Oktober 2023. --- Mesir tidak akan terlibat dalam eskalasi Iran dan Israel.

TRIBUNNEWS.COM - Mesir melangkah ke posisi aman dengan memberi tahu Israel dan Iran bahwa mereka tidak akan terlibat dalam eskalasi baru-baru ini.

Mesir menegaskan akan melanjutkan upayanya untuk mengurangi ketegangan di wilayah tersebut.

"Kairo memberi tahu Teheran bahwa mereka berkomitmen untuk menutup wilayah udaranya dalam menghadapi aksi militer apa pun yang mengancam situasi di wilayah tersebut," lapor Al Araby, Senin (5/8/2024).

Namun, Mesir menekankan hal ini tidak mengarah pada permusuhan terhadap Iran, melainkan bertujuan untuk melindungi kepentingan dan kedaulatan Mesir.

Selain itu, laporan tersebut juga mengklaim Mesir memberi tahu delegasi Israel yang mengunjungi Kairo pada Sabtu (3/8/2024), bahwa Mesir tidak akan menjadi bagian dari aksi militer tersebut.

"Kairo meyakinkan Tel Aviv bahwa mereka tidak akan menjadi bagian dari poros militer yang ikut serta dalam menangkis kemungkinan serangan terhadap Israel," kata laporan itu.

Pada Jumat (2/8/2024), Menteri Luar Negeri Mesir Badr Abdel Ati, menelepon calon Menteri Luar Negeri Iran, Ali Bagheri Kani, untuk menanggapi kemungkinan serangan Iran terhadap Israel sebagai tanggapan atas pembunuhan Kepala Biro Politik Hamas, Ismail Haniyeh di Teheran pada Rabu (31/7/2024).

"Panggilan telepon itu bertujuan menahan eskalasi saat ini dan mengurangi intensitas ketegangan yang terjadi di kawasan, di tengah antisipasi sifat kemungkinan serangan Iran di kawasan," kata Kementerian Luar Negeri Mesir dalam pernyataannya.

Abdel-Ati menekankan perkembangan terkini yang terjadi di kawasan ini belum pernah terjadi sebelumnya dan sangat berbahaya.

Hal ini mengancam perluasan cakupan konflik dengan cara yang mengancam stabilitas negara-negara di kawasan, terutama Mesir.

"Semua pihak harus bersikap tenang dan menahan diri untuk mencegah situasi meningkat di luar kendali," kata Abdel-Ati.

Baca juga: Iran Tak Mau Perang, Ngaku Hanya Ingin Hukum Israel usai Bunuh Ismail Haniyeh

Menurut pernyataan Mesir, calon Menteri Luar Negeri Iran, menghargai inisiatif Mesir untuk berkomunikasi, dan ketertarikannya terhadap keamanan dan stabilitas kawasan.

Memanasnya situasi ini menyusul pernyataan Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei yang akan membalas pembunuhan Ismail Haniyeh di Teheran, Iran, pada Rabu (31/7/2024) sekitar pukul 02.00 waktu setempat, dikutip dari Anadolu Agency.

Selain itu, Hizbullah juga mengindikasikan untuk membalas pembunuhan Komandan Hizbullah, Fuad Shukr, dalam serangan Israel di pinggiran selatan Beirut, Lebanon, pada Selasa (30/7/2024) malam, pekan lalu.

Jumlah Korban di Jalur Gaza

Saat ini, Israel masih melancarkan agresinya di Jalur Gaza, jumlah kematian warga Palestina meningkat menjadi lebih dari 39.583 jiwa dan 91.398 lainnya terluka sejak Sabtu (7/10/2023) hingga Minggu (4/8/2024), dan 1.147 kematian di wilayah Israel, dikutip dari Anadolu Agency.

Sebelumnya, Israel mulai membombardir Jalur Gaza setelah gerakan perlawanan Palestina, Hamas, meluncurkan Operasi Banjir Al-Aqsa pada Sabtu (7/10/2023) untuk melawan pendudukan Israel dan kekerasan di Al-Aqsa sejak tahun 1948.

Israel memperkirakan kurang lebih ada 120 sandera yang hidup atau tewas dan masih ditahan Hamas di Jalur Gaza, setelah pertukaran 105 sandera dengan 240 tahanan Palestina pada akhir November 2023.

(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)

Berita lain terkait Konflik Palestina vs Israel

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini