Menteri Keuangan Israel: Membiarkan warga Gaza kelaparan hingga mati mungkin merupakan tindakan yang benar
TRIBUNNEWS.COM, ISRAEL - Menteri Keuangan Israel Bezalel Smotrich mengatakan bahwa membuat lebih dari dua juta warga Gaza kelaparan hingga mati mungkin merupakan hal yang benar dan bermoral.
"Hal itu perlu untuk dilakukan hingga semua sandera Israel yang ditawan Hamas diselamatkan," demikian surat kabar Israel Haaretz melaporkan, Senin (5/8/2024).
Smotrich, yang tergabung dalam Partai Zionis Religius sayap kanan, menyesalkan kenyataan bahwa dunia tidak akan membiarkan Israel membuat warga Gaza kelaparan.
"Tidak seorang pun akan membiarkan kita menyebabkan 2 juta warga sipil mati kelaparan, meskipun hal itu mungkin dibenarkan dan bermoral, sampai para sandera kita (Israel) dikembalikan," kata Smotrich pada Konferensi Tahunan Katif.
Seperti diketahui saat ini sejumlah sandera Israel masih ditahan oleh Hamas.
Beberapa diantaranya telah dibebaskan oleh Hamas.
Demikian pula Israel juga menahan warga Gaza yang dianggap bagian dari Hamas.
Baca juga: Donald Trump Dengar Iran Akan Serang Israel Malam Ini, Joe Biden Bilang Belum Jelas
Berbicara tentang keputusan Israel untuk mengizinkan bantuan kemanusiaan memasuki Gaza, Smotrich mengklaim bahwa kesepakatan dengan Hamas akan "membahayakan Israel" dan hanya beberapa sandera yang akan kembali.
"Kami punya tanggung jawab, kami ingin membawa pulang para sandera namun kesepakatan itu hanya akan memulangkan beberapa tawanan dan memastikan nasib sebagian besar dari mereka untuk tetap ditawan di Gaza," kata Smotrich seperti dikutip Haaretz .
Ia mengatakan bahwa kesepakatan saat ini dengan Hamas "menodai pencapaian perang" yang memungkinkan kelompok militer Palestina untuk pulih dengan cepat.
Menteri sayap kanan itu juga mengatakan bahwa para demonstran Israel yang menuntut pemerintah menyelesaikan kesepakatan penyanderaan dengan Hamas adalah "tindakan tidak bertanggung jawab".
Dia mengatakan bahwa mereka telah melemahkan posisi Israel dalam perang dengan demonstrasi yang gegabah.
Ia lebih lanjut mengatakan bahwa kesepakatan penyanderaan dengan Hamas pada November 2023 bukanlah sebuah "kesepakatan yang baik"namun ia mendukungnya karena kesepakatan tersebut wajar saat itu.