TRIBUNNEWS.COM - Beberapa personel Amerika Serikat (AS) terluka menyusul dugaan serangan roket terhadap Pasukan AS dan Koalisi di Pangkalan Udara Al-Assad, Irak barat, Juru bicara Departemen Pertahanan mengatakan kepada ABC News.
Serangan itu terjadi saat ketegangan di Timur Tengah meningkat menyusul tewasnya seorang Komandan Senior Hizbullah di Lebanon dan Kepala Biro Politik Hamas di Iran pekan kemarin oleh serangan Israel.
Dan, kedua kelompok tersebut merupakan militan yang didukung Iran.
"Indikasi awal menunjukkan beberapa personel AS terluka," kata Juru bicara tersebut, Senin (5/8/2024).
"Personel pangkalan sedang melakukan penilaian kerusakan pascaserangan. Kami akan memberikan informasi terbaru saat informasi lebih lanjut tersedia," paparnya.
Seorang pejabat AS mengonfirmasi kepada ABC News bahwa dua roket diluncurkan di pangkalan itu.
Selang beberapa waktu, diketahui ada sedikitnya lima personel AS yang terluka, sejumlah pejabat AS mengatakan kepada Reuters.
Para pejabat AS, yang berbicara kepada Reuters dengan syarat anonim, mengatakan salah satu warga Amerika yang terluka mengalami luka serius.
Akan tetapi, jumlah korban masih bisa berubah, tampaknya sebanyak tujuh tentara dan warga sipil terluka.
Tidak jelas apakah serangan itu terkait dengan ancaman Iran untuk membalas pembunuhan dua pejabat dengan profil tinggi itu.
Pejabat keamanan Irak mengonfirmasi serangan tersebut, tetapi tidak ada kelompok yang mengaku bertanggung jawab.
"Dua roket Katyusha ditembakkan ke pangkalan udara al Asad di Irak barat," kata dua sumber keamanan Irak.
Baca juga: Pasukan Tempur ECOWAS ke Niger, Pentagon: Personel AS di Sana Siaga
Satu sumber keamanan Irak mengatakan roket tersebut jatuh di dalam pangkalan.
Para pejabat Amerika mengatakan AS menyelidiki laporan tentang kemungkinan serangan kedua di pangkalan itu, sayangnya mustahil memastikan tidak ada serangan berikutnya.