Pemerintah telah menangguhkan sistem kuota tersebut.
Tetapi sebuah gugatan di pengadilan membuka jalan bagi sistem ini untuk diberlakukan kembali hingga sebuah keputusan dari Mahkamah Agung memerintahkan agar kuota untuk mantan anggota militer dikurangi dari 30 persen menjadi 5 persen.
Mahkamah memutuskan bahwa 93 persen pekerjaan harus dialokasikan berdasarkan prestasi, dengan 2 persen sisanya disisihkan untuk kelompok minoritas.
Protes sempat mereda selama beberapa hari, Reuters melaporkan.
Sayangnya, tak lama kemudian berubah menjadi gerakan anti-pemerintah.
Para mahasiswa kini menuntut keadilan bagi para korban kebrutalan polisi selama aksi unjuk rasa tersebut.
Selama sebulan terakhir, lebih dari 200 orang telah tewas, ribuan orang terluka, dan sekitar 10.000 orang ditangkap sehubungan dengan aksi protes tersebut.
Kementerian Dalam Negeri Bangladesh mengumumkan pemberlakuan jam malam nasional tanpa batas waktu mulai pukul 18.00 waktu setempat, aturan ini menjadi langkah pertama yang diambil sejak serangkaian demonstrasi dimulai.
Bangladesh selidiki kematian selama protes
Pada Senin (5/8/2024) kemarin, Jenderal Waker-Uz-Zaman mengatakan pemerintahan sementara akan dibentuk dan kematian yang tercatat selama protes akan diselidiki.
"Saya berjanji kepada kalian semua bahwa kami akan menegakkan keadilan atas semua pembunuhan dan ketidakadilan,"
"Kami meminta kalian untuk percaya kepada tentara negara ini. Saya bertanggung jawab penuh, dan saya jamin kalian tidak akan patah semangat," kata sang jenderal.
Militer juga mengatakan akan mencabut jam malam pada Selasa (6/8/2024) dini hari dan membuka kantor, pabrik, sekolah, dan perguruan tinggi mulai pukul 06.00 waktu setempat pada hari yang sama.
Melaporkan dari Dhaka, Tanvir Chowdhury dari Al Jazeera mengatakan bahwa meskipun terjadi kekerasan, penangkapan dan jam malam, orang-orang di jalan bergembira atas kepergian Hasina dari Bangladesh.
“Baru beberapa menit yang lalu, patroli militer memberi tahu para pengunjuk rasa untuk pulang, bahwa militer bersama mereka dan bahwa mereka harus membiarkan jalan-jalan kosong. Mereka mengatakan bahwa para pengunjuk rasa semuanya terlindungi dan tidak perlu khawatir,"