Hal ini disampaikan oleh Menteri Luar Negeri Yordania, Ayman Safadi kepada CNN.
"Pesan kami sudah jelas kepada Iran, kepada Israel, bahwa kami tidak akan menjadi medan pertempuran bagi siapapun."
"Kami tidak akan mengizinkan siapapun, sejauh yang kami bisa, untuk melanggar wilayah udara kami. Tanggung jawab pertama kami adalah terhadap rakyat kami, melindungi kedaulatan negara kami dan keselamatan rakyat kami," tegas Safadi.
Sementara, secara terpisah, Penjabat Menteri Luar Negeri Iran, Ali Bagheri, menuduh bahwa Israel memang ingin memperluas peperangan di kawasan dengan tidak mau mengomentari tewasnya Haniyeh.
Namun, media Iran menilai keputusan Iran untuk menahan diri tidak menyerang Israel bakal meningkatkan wibawa dari negara tersebut dan dianggap sebagai negara perdamaian.
Haniyeh Disebut Dibunuh 2 Anggota IRGC yang Direkrut Mossad
Fakta mencengangkan muncul soal tewasnya Haniyeh di mana pelakunya adalah dua anggota Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) yang direkrut oleh badan mata-mata Israel, Mossad.
Dikutip dari Anadolu Agency yang mengutip laporan Jewis Chronicle, dua orang tersebut membunuh Haniyeh dengan meletakkan sebuah alat peledak di bawah tempat tidur.
"Orang-orang Iran sendiri menyadari hal ini setelah pembunuhan itu, ketika para penjaga terlihat dalam rekaman kamera keamanan pada hari pembunuhan itu bergerak diam-diam di lorong menuju kamar tempat Haniyeh berencana untuk tinggal, membuka pintu dengan kunci dan memasuki kamar," demikian tertulis dalam laporan tersebut.
Baca juga: Terungkap Pembunuh Ismail Haniyeh: 2 Warga Iran Anggota IRGC yang Direkrut Mossad
Nyatanya, gerak-gerik kedua orang tersebut saat memasuki kamar Haniyeh terlihat kamera.
"Penjaga tempat parkir mengidentifikasi mereka dan membuka gerbang tanpa penyelidikan apapun dan sattu jam kemudian, mereka dievakuasi dari Iran oleh Mossad," begitu tertulis dalam laporan.
Haniyeh tewas seusai menghadiri pelantikan Presiden Iran terbaru, Masoud Pezeshkian yang menggantikan Ebrahim Raisi yang meninggal akibat helikopter yang ditumpanginya jatuh pada 19 Mei 2024 lalu.
(Tribunnews.com/Yohanes Liestyo Poerwoto)
Artikel lain terkait Konflik Palestina vs Israel