"Menarik untuk melihat siapa yang akan beraksi lebih dulu," ucap Menashri.
"Iran jelas memenangkan perang psikologis pada saat ini."
Sementara itu, Ardestani mengklaim Iran akan membalas ketika waktunya tepat, tetapi harus dengan "kejutan".
AS beri Israel sistem pertahanan canggih
Amerika Serikat (AS) yang menjadi sekutu Israel telah meminta Iran agar tidak melancarkan serangan ke Israel.
Meski demikian, AS juga berjaga-jaga. Pada hari Jumat pekan lalu muncul laporan bahwa AS akan memberikan dana $3,5 miliar kepada Israel.
Dana itu akan digunakan untuk membeli senjata dan perlengkapan militer dari AS.
CNN menyebut Kementerian Luar Negeri AS sudah memberi tahu para anggota dewan bahwa pemerintah AS akan mengirimkan dana itu sehingga Israel bisa membeli sejumlah "sistem persenjataan canggih".
Baca juga: Kecam Serangan Israel ke Sekolah Gaza, Iran: Contoh Nyata Genosida dan Kejahatan Kemanusiaan
Sistem persenjataan itu tak akan langsung dikirimkan ke Israel. Beberapa di antaranya bahkan baru akan siap beberapa tahun mendatang.
Munculnya laporan itu seolah memang disengaja untuk menjelaskan sikap yang diambil AS jika perang besar di Timur Tengah gagal dicegah.
Sementara itu, Komando Pusat Amerika Serikat (CENTCOM) pada hari Kamis mengumumkan kedatangan sejumlah jet tempur F-22 di Timur Tengah.
Menurut CENTCOM, jet tempur generasi kelima itu dikerahkan untuk “memitigasi kemungkinan eskalasi regional oleh Iran atau proksinya”.
AS sendiri mengaku tidak mengetahui rencana pembunuhan Haniyeh ataupun terlibat dalam pembunuhan itu.
Di samping itu, AS meminta Israel untuk tidak melakukan “eskalasi” dalam konflik di Timur Tengah itu.
AS mengatakan siap melindungi Israel dari serangan-serangan Iran. Negara itu juga akan mengerahkan peralatan militer lainnya di Timur Tengah.