TRIBUNNEWS.COM - Anggota Komisi Keamanan Nasional Majelis Iran, Ahmad Bakhshayesh Ardestani, mengatakan serangan balasan Iran ke Israel akan mengejutkan dan bisa berlangsung hingga beberapa hari.
"Operasi udara Iran untuk melawan Israel bisa berlangsung tiga hingga empat hari," ujar Ardestani pada hari Sabtu, (10/9/2024), dikutip dari The Jerusalem Post yang mengutip Iran International.
Kepada Iran Watch, Ardestani berujar bahwa Iran juga bersiap menghadapi risiko yang muncul akibat serangan itu.
"Iran pastinya bersiap menghadapi konsekuensi serangan seperti itu dan akan siap menghadapi perkembangan apa pun berikutnya."
"[Serangan Iran] akan mengejutkan dan bahkan mungkin berlangsung tiga hingga empat hari."
Ardestani mengatakan "pertumpahan darah akan dilakukan" guna membalas kematian Kepala Biro Politik Hamas Ismail Haniyeh.
Haniyeh tewas dibunuh di Teheran, Iran, setelah menghadiri pelantikan Presiden Iran Masoud Pezeshkian beberapa waktu lalu.
Menurut Iran dan sekutunya, Israel berada di balik pembunuhan itu. Namun, Israel hingga saat ini belum mengakui ataupun membantah.
Iran marah besar dan bersumpah akan melancarkan serangan balasan ke Israel.
"Jadi, balasan Iran atas kejahatan rezim Zionis adalah keniscayaan dan tak ada keraguan tentang itu," kata Ardestani.
Kepada Iran Watch, dia berujar bahwa memperlama balasan atau membuat Israel menunggu balasan adalah adalah suatu keuntungan bagi Iran.
Baca juga: Menjelang Serangan Iran, Banyak Warga Israel Dapat Pesan Misterius: Kalian Dikubur Minggu Depan
"[Israel] merasa setiap malam berada dalam ketidakpastian, dan menjaga agar Israel tetap dalam ketidakpastian adalah bagian dari operasi pembalasan."
Banyak pakar yang mengklaim bahwa perang psikologis adalah bagian dari strategi Iran.
Seorang pakar kajian Iran di Universitas Tel Aviv, David Menashri, mengatakan Israel tidak sebagus Iran dalam "permainan kesabaran".