TRIBUNNEWS.COM - Setelah memenangkan medali emas di Cabang Olahraga Tinju Wanita kelas Welterweight 66 kg, fokus petinju asal Algeria Imane Khelif kini beralih dari bertarung di ring tinju menuju pertarungan di meja pengadilan.
Hal ini dilakukan Khelif setelah dirinya resmi mengajukan sengketa terkait isu transgender yang menimpanya selama di Olimpiade Paris 2024.
Dalam sengketa yang diajukannya ke jalur hukum, Imane Khelif menyeret platform media sosial X karena tudingan membiarkan pelecehan kepada dirinya.
Pengacara pemenang medali emas tersebut mengatakan pada hari Sabtu (10/8/2024) bahwa dia telah mengajukan keluhan resminya di Prancis.
Tak sendirian, Khelif juga didampingi pemenang medali emas lainnya, Lin Yu-ting dari Taiwan dalam sengketa mengenai isu identitas gender yang sempat memicu perdebatan sengit di X tersebut.
Dikutip Tribunnews dari surat kabar Prancis Le Monde, dalam dokumen pengadilan tertera keterangan “pengajuan keluhan terhadap X” yang disampaikan ke pengadilan perbaikan Paris selaku badan yang dimiliki negara tersebut untuk melawan pelecehan online.
Pengacara Khelif, Nabil Boudi, mengatakan bahwa keluhan tersebut telah diajukan pada hari Jumat (9/8/2024).
“Petinju Imane Khelif telah memutuskan untuk memulai perjuangan baru, perjuangan untuk keadilan, martabat, dan kehormatan,” kata Nabil.
Imane Khelif juga mengungkapkan keluhan terkait perundungan yang dialaminya selama Olimpiade pada media sosial X.
“Segala sesuatu yang dikatakan tentang saya di media sosial tidak bermoral. Saya ingin mengubah pikiran orang-orang di seluruh dunia,” kata Khelif.
Di keterangan dalam sengketa yang diajukan Khelif, ia juga memertanyakan kebijakan X yang membiarkan individu-individu dengan pengikut yang banyak seperti penulis Harry Potter JK Rowling, dan beberapa politisi sayap kanan Prancis membuat unggahan yang dinilainya menyebabkan perundungan kepada dirinya di media sosial.
Baca juga: Jumlah Rekor yang Pecah di Olimpiade Paris 2024, Seret Nama Lifter Indonesia Rizki Juniansyah
“Penyelidikan akan menentukan siapa yang ada di balik kampanye misoginis, rasis, dan seksis ini tetapi pengadilan juga harus memperhatikan pihak-pihak yang selama ini memberikan "panggung" untuk orang-orang seperti ini secara online.” pungkas Nabil.
Seperti yang diwartakan sebelumnya, Imane Khelif dan Lin Yu-ting menjadi bulan-bulanan di media sosial selama Olimpiade Paris 2024 ini.
Hal ini terjadi setelah Lin Yu-ting asal Taiwan dan petinju asal Aljazair Imane Khelif diketahui memiliki kromosom XY yang dimiliki oleh jenis kelamin laki-laki.
Meskipun keduanya didiskualifikasi dari kategori putri dalam kejuaraan dunia tahun lalu oleh Asosiasi Tinju Internasional (IBA), namun Khelif dan Yu-ting bisa berlaga di Olimpiade kali ini.
Keikutsertaan Khelif dan Yu-ting ini ditengarai pernyataan Komite Olimpiade Internasional (IOC) yang meragukan kompetensi dan legitimasi tes kelamin yang dilakukan oleh IBA.
(Tribunnews.com/Bobby)