Hamas Kembali Katakan Ingin Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza Dilaksanakan, Bukan Perundingan Baru
TRIBUNNEWS.COM- Hamas tetap pada tuntutannya agar perundingan gencatan senjata Gaza fokus pada kesepakatan yang sudah dibahas dengan Israel dan mediator daripada memulai yang baru, kata seorang pejabat pada hari Selasa, setelah serangan udara Israel menewaskan sedikitnya 19 warga Palestina di daerah kantong itu.
AS mengatakan pada hari Senin bahwa mereka mengharapkan perundingan damai yang dijadwalkan pada hari Kamis akan berjalan sesuai rencana, dan bahwa perjanjian gencatan senjata masih mungkin terjadi.
Axios melaporkan bahwa Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken berencana berangkat pada hari Selasa untuk berdiskusi di Qatar, Mesir, dan Israel.
Pemerintah Israel mengatakan akan mengirim delegasi ke perundingan hari Kamis, tetapi Hamas, kelompok militan Palestina yang menguasai Gaza sebelum perang, meminta rencana yang bisa dilaksanakan untuk mengimplementasikan proposal yang telah diterimanya daripada lebih banyak perundingan.
Seorang pejabat Hamas mengatakan kepada Reuters bahwa laporan CNN yang mengatakan kelompok itu berencana untuk hadir pada hari Kamis adalah salah.
“Pernyataan kami beberapa hari lalu jelas: yang dibutuhkan adalah implementasi, bukan negosiasi lebih lanjut,” kata pejabat itu, yang menolak disebutkan namanya karena sensitivitas masalah tersebut.
Sementara itu, serangan udara Israel menewaskan 19 warga Palestina di Jalur Gaza tengah dan selatan pada hari Selasa, kata petugas medis.
Satu serangan menewaskan enam orang di Deir Al-Balah, termasuk seorang ibu dan bayi kembarnya yang berusia empat hari, sementara tujuh warga Palestina lainnya tewas dalam serangan terhadap sebuah rumah di kamp Al-Bureij di dekatnya.
Empat orang tewas dalam dua serangan terpisah di kamp Al-Maghazi di Jalur Gaza tengah dan Rafah di selatan, dan dua orang tewas dalam serangan terhadap sebuah rumah di lingkungan Sheikh Radwan di Kota Gaza di utara, kata petugas medis.
Militer Israel dan sayap bersenjata Jihad Islam dan Hamas mengatakan mereka bertempur di beberapa daerah, 10 bulan dalam perang di mana hampir 40.000 warga Palestina telah tewas, termasuk banyak komandan dan pejuang.
Militer Israel mengatakan telah membunuh orang-orang Palestina bersenjata dan membongkar bangunan militer di Khan Younis, menemukan senjata dan bahan peledak di Rafah, dan menyerang peluncur roket dan pos penembak jitu di Gaza tengah.
Kesepakatan gencatan senjata akan bertujuan untuk mengakhiri pertempuran di Gaza dan memastikan pembebasan sandera Israel yang ditahan di daerah kantong itu sebagai imbalan bagi banyak warga Palestina yang dipenjara oleh Israel.
Hamas menginginkan kesepakatan untuk mengakhiri perang sementara Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan itu hanya dapat berakhir ketika Hamas diberantas.