TRIBUNNEWS.COM, AS - Pihak kantor Kepresidenan Amerika Serikat (AS), Gedung Putih, mengeluarkan peringatan bahwa Iran dan sekutunya di Lebanon Hizbullah akan menyerang Israel pekan ini.
"Kami memiliki kekhawatiran dan harapan yang sama dengan rekan-rekan kami di Israel terkait dengan kemungkinan waktu di sini. Bisa jadi minggu ini," kata Juru Bicara Gedung Putih John Kirby kepada wartawan, Selasa (13/8/2024) waktu Indonesia.
Oleh karena itu, Kirby mengatakan AS telah bersiap menghadapi kemungkinan serangan signifikan oleh Iran atau proksinya di Timur Tengah.
"Kita harus bersiap menghadapi kemungkinan serangkaian serangan besar," katanya.
Israel telah bersiap menghadapi serangan besar sejak bulan lalu ketika sebuah rudal menewaskan 12 anak muda di Dataran Tinggi Golan yang diduduki Israel dan Israel menanggapinya dengan membunuh seorang komandan senior Hizbullah di Beirut.
Sehari setelah operasi itu, Haniyeh, pemimpin politik Hamas, dibunuh di Teheran, yang memicu sumpah Iran untuk membalas dendam terhadap Israel.
"Kami jelas tidak ingin melihat Israel harus membela diri terhadap serangan lain, seperti yang mereka lakukan pada bulan April. Namun, jika itu yang terjadi pada mereka, kami akan terus membantu mereka membela diri," kata Kirby.
Kapal Selam Dikerahkan ke Timur Tengah
Departemen Pertahanan AS, Pentagon, mengatakan pada Minggu bahwa Menteri Pertahanan Lloyd Austin telah memerintahkan pengerahan kapal selam peluru kendali ke Timur Tengah.
Termasuk kelompok penyerang kapal induk Abraham Lincoln untuk mempercepat pengerahannya ke wilayah tersebut.
Namun seorang pejabat AS mengatakan kepada Reuters bahwa kapal induk Lincoln saat ini berada di dekat Laut Cina Selatan.
Sehingga kemungkinan akan memakan waktu lebih dari seminggu untuk mencapai Timur Tengah.
Pasukan Israel Siaga 1
Sementara itu dikutip dari Times of Israel, pasukan pertahanan Israel IDF dalam posisi siaga penuh menyusul warning Israel itu.
Juru Bicara IDF Laksamana Muda Daniel Hagari mengatakan bahwa militer berada dalam “kesiagaan puncak” terhadap potensi serangan dari Iran atau Hizbullah di Lebanon.
Namun, ia menegaskan bahwa masih belum ada perubahan pada pedoman darurat untuk warga sipil, bahkan ketika laporan mengklaim bahwa serangan Iran terhadap Israel akan segera terjadi.
"Jika ada ami akan segera memperbaruinya," katanya.
"Kami akan memperbarui [kepada publik] sedini mungkin tetapi tanpa memberi musuh kami keuntungan intelijen atau operasional."
"Dalam beberapa hari terakhir, kami terus memantau musuh-musuh kami dan perkembangan di Timur Tengah, terutama Hizbullah dan Iran," kata Hagari dalam konferensi pers.
Dia mengatakan bahwa Angkatan Udara Israel telah meningkatkan patroli di Lebanon “untuk mendeteksi dan mencegat ancaman.”
“Kami menanggapi pernyataan musuh kami dengan serius, dan karena itu kami siap pada tingkat kesiapan tertinggi untuk bertahan dan menyerang,” kata Hagari.
Seperti diketahui Iran telah mengancam melakukan serangan ke Israel menyusul tewasnya pemimpin Hamas Ismail Haniyeh pada tanggal 31 Juli 2024 lalu di Teheran Iran.
"Iran telah mempersiapkan unit rudal dan dronenya, serupa dengan langkah yang diambil sebelum serangan belum pernah terjadi sebelumnya terhadap Israel pada bulan April," demikian Axios melaporkan mengutip pejabat senior di Washington dan Yerusalem.
Serangan Lebih Besar
Sumber Amerika mengatakan bahwa Iran berniat melancarkan serangan yang lebih besar daripada yang dilakukannya pada bulan April lalu.
Dua sumber Israel mengungkapkan kepada situs berita Axios bahwa serangan Iran akan dilakukan secara langsung.
Dan mungkin dimulai sebelum kesepakatan tahanan dan perundingan gencatan senjata di Jalur Gaza, yang dijadwalkan akan dimulai pada Kamis, 15 Agustus.
Penjabat Menteri Luar Negeri Iran Ali Bagheri Kani mengkonfirmasi kemarin, Minggu, bahwa tanggapan terhadap Israel adalah sah dan akan tegas.
Instruksi Netanyahu
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dilaporkan telah menginstruksikan menteri-menteri pemerintahannya untuk menahan diri dari pernyataan publik tentang masalah keamanan.
Kantor berita Anadolu melaporkan bahwa Netanyahu “memperingatkan para menterinya agar tidak membahas masalah keamanan dalam beberapa hari mendatang,” menekankan “ sifat kritis ” dari situasi tersebut, mengutip Otoritas Penyiaran Israel, KAN.
Langkah ini dilakukan di tengah meningkatnya ekspektasi di Israel terhadap potensi serangan balasan dari Iran dan kelompok Lebanon, Hizbullah.
Sebagai respons atas pembunuhan sejumlah tokoh senior pemimpin politik kelompok Hamas Palestina Ismail Haniyeh di Teheran dan komandan Hizbullah Fouad Shukr di Beirut pekan lalu.