TRIBUNNEWS.COM, IRAN - “Diplomasi kucing mati”.
Itulah tajuk utama media Iran, Tehran Times, menyebut Israel dan sekutunya Amerika Serikat (AS) menggunakan taktik tersebut dalam menyelesaikan persoalan di Timur Tengah.
Menurut media itu, “diplomasi kucing mati” adalah sebuah taktik yang digunakan untuk menyalahkan pihak lawan dan sekutunya ketika negosiasi berada di ambang kegagalan atau telah gagal.
Atau mungkin merupakan alat pemaksaan seperti ketika menekan negara-negara di Timur Tengah pada tahun 1991, saat Israel masih dapat menampilkan dirinya sebagai korban.
"Namun, pada tahun 2024, makin sadarnya masyarakat mengenai warna apartheid Israel yang sebenarnya dan pendekatan munafik Barat terhadap hak asasi manusia, membuat kecil kemungkinan munculnya kucing mati baru di depan pintu Iran atau Hamas akan menjadikan mereka pelakunya," demikian media itu menulis dikutip pada Rabu (14/8/2024).
Tehran Times menulis berita ini terkait rencana perundingan gencatan senjata 15 Agustus besok.
Asal Usul Diplomasi Kucing Mati
Istilah “diplomasi kucing mati” pertama kali dicetuskan oleh mantan Menteri Luar Negeri AS James Baker, yang berusaha membujuk para pemimpin Arab yang kecewa untuk menghadiri Konferensi Perdamaian Madrid 1991 dengan Israel.
Konferensi Madrid, meskipun tidak menghasilkan perjanjian apa pun pada saat itu, menjadi batu loncatan bagi Washington untuk mendesak negara-negara regional agar menurunkan kewaspadaan mereka terhadap Israel.
Konferensi ini meletakkan dasar bagi Perjanjian Damai Yordania-Israel pada tahun 1994 dan bahkan Perjanjian Abraham, yang menurutnya UEA, Bahrain, Maroko, dan Sudan menormalisasi hubungan dengan Israel pada tahun 2020.
Keengganan para pemimpin Arab untuk terlibat dalam perundingan dengan Israel menyusul pengabaian terang-terangan rezim tersebut terhadap komitmennya berdasarkan Konferensi Jenewa tahun 1973, telah benar-benar menguras waktu Washington.
AS perlu memaksakan solusi kepada orang-orang Arab setelah Perang Teluk Persia pertama, dan pada saat yang sama membuatnya tampak kredibel.
Sejak 1989, Baker telah berupaya mengajak negara-negara Arab berdiskusi dengan Israel.
Setelah berjuang keras untuk mencapai kemajuan yang signifikan, ia memutuskan sudah waktunya untuk mengadopsi strategi baru.