“Sebelum perang, kami hanya menyelenggarakan satu atau dua pemakaman per minggu, maksimal lima kali,” katanya sambil mengenakan peci putih yang senada dengan jenggot panjangnya.
“Sekarang, ada minggu-minggu ketika saya menguburkan 200 hingga 300 orang. Sungguh luar biasa,” imbuhnya.
Bencana Kelaparan di Gaza Makin Parah
Tak sampai disitu setelah lebih dari 10 bulan perang, Israel makin brutal melakukan serangan.
Terbaru PM Israel Benjamin Netanyahu mulai memperketat blokade makanan, air bersih, dan obat-obatan.
Imbasnya satu dari tiga anak di Gaza dengan rentan usia bawah 2 tahun terindikasi mengalami malnutrisi atau kekurangan gizi akut.
lebih dari 2,3 juta penduduk Gaza yang mengungsi juga harus menghadapi krisis kemanusiaan.
Termasuk anak-anak di Gaza yang kini mengalami stunting dan malnutrisi akut, akibat stok bahan pangan tak bisa masuk ke wilayah pengungsian.
Pernyataan ini diungkap UNRWA usai bencana kelaparan di wilayah Gaza kian memprihatinkan pasca militer Israel terus membombardir Jalur Gaza serta menangguhkan akses truk – truk bantuan kemanusian yang akan memasuki wilayah perbatasan.
"Kekurangan gizi pada anak-anak menyebar dengan cepat dan mencapai tingkat yang belum pernah terjadi sebelumnya di Gaza," kata UNRWA dalam sebuah unggahan di media sosial yang dikutip Al Jazeera.
Senada dengan UNRWA, sejumlah rumah sakit di Gaza juga mengatakan bahwa satu dari tiga anak mengalami kekurangan gizi akut dan dua dari setiap 10.000 anak di Gaza meninggal setiap hari karena kelaparan atau kekurangan gizi.
(Tribunnews.com/ Namira Yunia)