TRIBUNNEWS.COM - Pasukan Pertahanan Israel (IDF) kembali mengusir pengungsi dari utara Khan Yunis dan sisi timur Deir al-Balah.
Dengan dikeluarkannya perintah evakuasi terbaru ini, zona kemanusiaan di Gaza semakin berkurang.
Beberapa wilayah Khan Yunis tidak akan lagi ditetapkan sebagai wilayah aman, Middle East Eye melaporkan.
Militer mengatakan keputusannya didasarkan pada tembakan roket baru-baru ini dari kelompok bersenjata Palestina.
Sebelumnya IDF memerintahkan evakuasi dari wilayah tersebut, yang ditetapkan sebagai wilayah kemanusiaan, dan mengebom zona aman yang telah diperintahkan untuk dikunjungi oleh warga Palestina
Untuk hari kedua berturut-turut, Israel perintahkan lebih banyak evakuasi di Gaza, Al Jazeera melaporkan.
Setelah warga Palestina pindah dari wilayah tersebut, IDF berencana untuk melancarkan serangan terhadap para pejuang yang diklaim bermarkas di sana.
Dalam sebuah posting di X, Juru bicara Israel berbahasa Arab, Avichay Adraee mencantumkan enam blok lingkungan yang harus "segera dipindahkan".
Beberapa di antaranya sempat dianggap sebagai bagian dari "zona kemanusiaan" Gaza.
Daerah yang dievakuasi berada di Deir el-Balah bagian timur, al-Qarara, al-Mawasi, al-Jalaa, Kota Hamad dan Nassr.
Apa rencana Israel di Tepi Barat yang diduduki?
Di Tepi Barat yang diduduki, perang di Gaza telah memberikan perlindungan bagi berlanjutnya kekerasan dan ekspansi Israel.
Baca juga: Militer Israel: Pesawat Israel Bom 30 Lokasi di Gaza dalam Sehari
Pada hari Rabu (14/8/2024), Menteri Keuangan sayap kanan Israel Bezalel Smotrich mengumumkan rencana baru untuk memperluas pemukiman di wilayah Palestina yang diduduki.
Kedatangannya di situs suci bagi tiga agama itu jelas mengabaikan hukum internasional dan keputusan terkini Mahkamah Internasional yang menyatakan bahwa kehadiran Israel di sana adalah melanggar hukum .
“Tidak ada keputusan anti-Israel atau anti-Zionis yang akan menghentikan pembangunan pemukiman,” kata Smotrich, yang memimpin Partai Zionis Religius dan juga seorang pemukim.
Para analis mengatakan kepada Al Jazeera bahwa tindakan ini adalah bagian dari rencana Israel yang lebih besar untuk mencaplok dan membersihkan etnis di wilayah yang telah didudukinya secara militer sejak 1967.
Wanita dan remaja jadi korban serangan Daraj
Dalam perkembangan lain yang dilaporkan koresponden Al Jazeera, militer Israel mengebom sebuah rumah di lingkungan Daraj, Kota Gaza semalam.
Serangan itu menewaskan lima orang dan melukai delapan orang.
Di antara mereka yang tewas adalah seorang wanita dan putrinya yang berusia 13 tahun, kantor berita Wafa melaporkan.
Korban serangan telah dibawa ke Rumah Sakit Arab al-Ahli untuk dirawat, Wafa melaporkan.
Berikut pembaruan terkini perang Israel-Hamas
*) Serangan udara Israel menyasar sebuah bangunan perumahan di Jabalia, Gaza utara.
Eskalasi tersebut menewaskan tujuh orang.
Sementara serangan lainnya di al-Daraj, Gaza tengah menewaskan lima orang.
Baca juga: Lembaga Keamanan Israel Teguncang, 50 Pemukim Yahudi Bertopeng Serbu Desa Jit Qalqilya di Tepi Barat
*) Serangan pemukim bersenjata Israel di desa Jit, Tepi Barat yang diduduki menewaskan satu warga Palestina dan melukai puluhan lainnya.
*) Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant mengutuk "kerusuhan radikal yang disertai kekerasan" oleh para pemukim ekstremis di Tpi Barat.
*) Seorang pejabat Hizbullah mengatakan kepada Washington Post bahwa kelompok tersebut tidak akan membalas pembunuhan komandan tertingginya oleh Israel selama negosiasi gencatan senjata Gaza "karena kelompok tersebut tidak ingin bertanggung jawab atas penghalangan perundingan atau kesepakatan potensial".
*) Calon presiden AS dari Partai Republik Donald Trump mengkritik Presiden Joe Biden dan Wakil Presiden Kamala Harris karena "selalu" menuntut gencatan senjata di Gaza.
Trump juga mengatakan bahwa dia telah menyampaikan kepada Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu selama pertemuan mereka di Florida untuk "meraih kemenangan", tetapi "pembunuhan harus dihentikan" di Gaza.
(Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)