TRIBUNNEWS.COM - Berdasarkan hasil penyelidikan internal yang diluncurkan oleh Brigade al-Qassam, Hamas, terungkap bahwa penjaga Perlawanan Palestina membunuh tahanan Israel di Gaza sebagai balas dendam atas nyawa anak-anaknya yang terbunuh dalam pembantaian yang dilakukan Israel.
Juru bicara Brigade al-Qassam, Abu Obeida, membuat pengumuman di saluran Telegramnya pada hari Kamis (15/8/2024) kemarin.
Obeida menekankan bahwa insiden tersebut tidak mencerminkan moral Brigade, yang didasarkan pada ajaran Islam.
"Setelah menyelidiki pembunuhan tawanan musuh (Israel) oleh pengawalnya, ditemukan bahwa pengawal yang ditugaskan untuk melindungi tawanan tersebut, bertindak dengan cara yang penuh dendam, bertentangan dengan instruksi [komando], setelah menerima berita tentang syahidnya kedua anaknya dalam salah satu pembantaian yang dilakukan musuh," kata Abu Obeida.
Juru bicara itu mengatakan bahwa Brigade al-Qassam akan lebih tegas dalam instruksi mereka kepada penjaga yang ditugaskan, karena insiden tersebut telah terulang dua kali baru-baru ini, Al Mayadeen melaporkan.
Abu Obeida telah meminta pertanggungjawaban otoritas Israel atas kerugian yang dialami tawanan Israel.
Ia juga menekankan bahwa insiden tersebut terjadi setelah pendudukan Israel melewati semua garis merah kemanusiaan dan melakukan tindakan genosida terhadap rakyat Palestina.
Pembantaian brutal Israel mengancam nyawa para tawanan
Pada tanggal 12 Agustus ,Obeida mengatakan dua pejuang yang ditugaskan untuk menjaga tawanan Israel melepaskan tembakan ke arah tawanan, yang mengakibatkan kematian seorang tawanan laki-laki dan luka serius pada dua tawanan perempuan.
Abu Obeida mengatakan bahwa berbagai upaya sedang dilakukan untuk menyelamatkan nyawa para tawanan yang terluka.
Berita itu muncul tepat setelah pasukan pendudukan Israel melakukan pembantaian mengerikan di lingkungan al-Daraj di Kota Gaza, yang menargetkan warga sipil di sekolah al-Tabieen yang banyak di antaranya sedang melaksanakan salat subuh.
Pemandangan setelah serangan udara Israel menyoroti perilaku kriminal pasukan pendudukan Israel, yang membenarkan serangan itu dengan menuduh bahwa serangan itu menewaskan 14 pejuang Perlawanan Palestina.
Baca juga: Profil Ben-Gvir, Menteri Ekstremis Penentu Kekuasaan Sayap Kanan Israel, Ingin Hamas Disingkirkan
Pihak berwenang di Gaza mengatakan bahwa pengeboman itu sangat mengerikan dan tubuh-tubuh terpotong-potong dengan sangat parah sehingga hanya ada satu orang yang menjadi martir dari potongan-potongan tubuh seberat 70 kg yang berserakan dan hangus.
Pada saat serangan itu, pihak berwenang mengatakan bahwa sedikitnya 93 warga Palestina tewas, termasuk anak-anak dan wanita.
Sebelumnya, Abu Obeida mengungkapkan salah satu tahanan Israel dibunuh oleh penjaga yang ditugaskan mengawasinya.