"Munculnya klade baru Mpox, penyebarannya yang cepat di Kongo bagian timur, dan pelaporan kasus di beberapa negara tetangga sangat mengkhawatirkan."
"Jelas bahwa respons internasional yang terkoordinasi diperlukan untuk menghentikan wabah ini dan menyelamatkan nyawa,” tutur Tedros Adhanom Ghebreyesus, dilansir web WHO.
Deklarasi itu dipicu kasus-kasus di Republik Demokratik Kongo yang telah menyebar ke negara-negara tetangga.
Diketahui wabah Mpox ini dimulai pada Januari 2023 dengan 27.000 kasus dan lebih dari 1.100 kematian, terutama di kalangan anak-anak.
Sekilas Mpox atau Cacar Monyet
Dikutip dari laman web resmi WHO, virus Mpox atau cacar monyet merupakan virus ortopox yang termasuk dalam penyakit zoonosis.
Diketahui, penyakit zoonosis ialah penyakit yang ditularkan melalui hewan ke manusia.
Bukti infeksi Mpox telah ditemukan pada sejumlah hewan, termasuk tupai, tikus berkantung, tikus tanah, dan berbagai spesies monyet.
Selain melalui hewan, cacar monyet juga dapat ditularkan dari manusia ke manusia.
Penyakit itu dapat menular melalui kontak dengan cairan tubuh, lesi pada kulit atau pada permukaan mukosa internal.
Mpox termasuk dalam famili virus yang mirip dengan cacar.
Gejala dari penyakit tersebut umumnya lebih ringan seperti demam, menggigil, dan nyeri tubuh.
Sedangkan, identifikasi DNA virus dapat dilakukan melalui Reaksi Berantai Polimerase (PCR).
Dilansir foxnews.com, penyakit ini pertama kali diidentifikasi oleh para ilmuwan pada 1958 ketika terjadi wabah penyakit 'mirip cacar' pada monyet.
Hingga kini, sebagian besar kasus pada manusia ditemukan pada orang-orang di Afrika Tengah dan Barat yang melakukan kontak dekat dengan hewan yang terinfeksi.