News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Populer Internasional: Ekonomi Israel Memburuk - Alasan Serangan Iran ke Israel Memakan Waktu Lama

Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Wahyu Gilang Putranto
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Rangkuman berita populer internasional, di antaranya soal lambatnya pembalasan dan respons yang digembar-gemborkan Iran atas pembunuhan Haniyeh.

TRIBUNNEWS.COM - Rangkuman berita populer Tribunnews di kanal Internasional dapat disimak di sini.

Israel melancarkan perang psikologis untuk menjatuhkan Iran, namun ekonominya justru memburuk.

Sementara itu, pejabat keamanan Israel menyatakan agresi militer di Gaza berakhir untuk sementara waktu.

Selengkapnya, berikut berita populer Internasional dalam 24 jam terakhir.

1. Perang Psikologis Netanyahu Jadi Bumerang, Ekonomi Israel Malah Memburuk

Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu mengenakan hel pengaman dan rompi anti-peluru.  (khaberni)

Perang psikologis yang dilancarkan oleh Israel justru membuat kondisi negara Yahudi tersebut tidak menentu.

Perang psikologis yang dilancarkan oleh pemerintahan Benjamin Netanyahu yang didukung oleh Barat dengan memberikan sanksi dan ancaman-ancaman untuk meruntuhkan mental pihak-pihak yang bersekutu dengan Iran.

Akan tetapi pemimpin Iran Ayatollah Ali Khamenei berkeras akan menyerang Israel jika tak ada hasil perdamaian dalam rencana pembicaraan mengenai Gaza.

Meski demikian, sekutu Iran, Houthi dan Hizbullah terus menembakkan senjata mereka ke arah Israel.

Akibatnya Israel kini memasuki kekacauan ekonomi yang parah. Kegiatan ekonomi negara zionis tersebut lumpuh.

BACA SELENGKAPNYA >>>

2. Lawan Netanyahu, Pejabat Keamanan Israel Nyatakan Agresi Militer di Gaza Berakhir: Hamas Menang?

Setelah lebih dari 10 bulan setelah serangan pendudukan Israel terhadap Gaza dimulai, pejabat keamanan pendudukan Israel mengumumkan kalau operasi militer di Gaza telah “berakhir,” menurut laporan dari Otoritas Penyiaran Ibrani, KAN dilansir RNTV, Sabtu (17/8/2024).

Baca juga: Kota Safed Israel Gelap Gulita Usai Dihantam Rudal, Hizbullah Targetkan Markas Komando Utara IDF

Namun, para pejabat Israel tersebut menggarisbawahi kalau bahwa militer Pendudukan Israel (IDF) "dapat memasuki Gaza lagi ketika informasi intelijen baru tersedia,” seperti yang dilaporkan oleh Hebrew Broadcasting Authority.

"Lembaga keamanan Pendudukan Israel memberi tahu para pemimpin politik di Tel Aviv bahwa waktunya telah tiba untuk kesepakatan pertukaran tawanan," kata laporan itu.

BACA SELENGKAPNYA >>>

3. Serangan Iran ke Israel Kelamaan, Operasi Intelijen di Tel Aviv Bakal Setara yang Terjadi di Teheran

Situs web Amerika Serikat (AS) "Oil Price" mencoba menjawab pertanyaan yang saat ini ditanyakan tentang lambatnya pembalasan dan respons yang digembar-gemborkan Iran atas pembunuhan pemimpin Palestina Ismail Haniyeh oleh Israel.

Situs web tersebut mencantumkan sejumlah ancaman awal pembalasan Iran terhadap Israel, termasuk ancaman dari Pemimpin Tertinggi Iran Ali Khamenei.

"Digaungkan, kalau serangan Iran atau Hizbullah segera terjadi dalam dua minggu terakhir, dan prediksi ini telah menyebabkan histeria berulang kali di media sosial," tulis lansiran Khaberni mengutip laporan media AS tersebut, Sabtu (17/8/2024).

Para analis mengatakan, gagasan kalau Iran menunda balas dendam karena mengharapkan dampak psikologis yang ditimbulkannya lebih merupakan alasan pembenaran ketimbang strategi yang tepat.

"Laporan Oil Price mengatakan, ada konsensus di antara para analis kalau diskusi internal yang intens, kompleksitas koordinasi dengan proksi, dan penilaian risiko yang terkait dengan serangan itu semuanya berkontribusi pada keraguan Iran," tulis Khaberni soal kenapa balas dendam Iran ke Israel kelamaan.

BACA SELENGKAPNYA >>>

4. Amerika Siapkan Rudal AIM-174B Penghancur Jet AU Tiongkok, Antisipasi Perang di Laut China Selatan

Amerika Serikat telah mengembangkan rudal udara ke udara (Air to air missile) terbaru dengan jarak jangkau hingga 400 Km.

Hal ini dilakukan Amerika mengantisipasi ketegangan di Indo-Pasifik dengan China yang juga terus menggenjot kemampuan militernya.

Kehadiran rudal AIM-174B nantinya diharapkan memberikan militer AS dan sekutunya keunggulan kompetitif atas militer China.

Dalam tulisannya, Sakshi Tiwari, analis pertahanan dari India menjelaskan, pada pertempuran modern, kemampuan untuk melakukan serangan jarak jauh menjadi sangat penting secara strategis.

"Terutama ketika musuh Anda adalah China yang membanggakan jaringan Anti Access/Area Denial (A2/AD) yang canggih di sepanjang garis pantainya, yang mengklaim wilayah udaranya hampir tidak dapat ditembus," tulisnya di Eurasian Times.

BACA SELENGKAPNYA >>>

(Tribunnews.com)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini