Israel Telah Membunuh Banyak Warga Palestina di Gaza, Warga yang Ada di Zona kemanusiaan Terus Menyusut
TRIBUNNEWS.COM- UNRWA (United Nations Relief and Works Agency for Palestine Refugees in the Near East) mengumumkan pada akhir pekan bahwa Israel telah mengurangi zona kemanusiaan di Gaza menjadi hanya 11 persen, menyebabkan ratusan ribu pengungsi Palestina tidak punya tempat tujuan.
Puluhan warga Palestina terbunuh pada tanggal 18 Agustus ketika pasukan Israel mendorong lebih jauh ke Gaza tengah dan selatan sekaligus membombardir jalur yang terkepung.
Tujuh warga Palestina, termasuk seorang ibu dan enam anak, tewas dalam serangan Israel terhadap sebuah bangunan tempat tinggal di pusat kota Deir al-Balah, kantor berita WAFA melaporkan pada hari Minggu.
“Serangan udara menargetkan sebuah rumah di kamp pengungsi Nuseirat di Gaza tengah, menewaskan empat orang dan melukai puluhan lainnya. Di Kota Gaza, kendaraan militer Israel melepaskan tembakan keras ke rumah-rumah di lingkungan Sabra dan Zaytoun, sementara tembakan artileri yang intens dan serangan udara semakin menghancurkan daerah-daerah tersebut,” tambah WAFA.
Setidaknya satu orang tewas dan beberapa lainnya terluka dalam serangan di lingkungan Sabra di Kota Gaza.
Tim penyelamat juga menemukan empat jenazah, serta beberapa orang terluka, setelah serangan Israel di kamp pengungsi Jabalia di jalur utara.
Kota paling selatan Rafah dan sekitarnya juga mendapat serangan artileri berat Israel.
Tentara Israel mengatakan pada hari Minggu bahwa mereka memperdalam operasinya di pinggiran kota pusat Deir al-Balah dan di kota selatan Khan Yunis.
Tentara juga mengatakan pihaknya melanjutkan operasi darat di Rafah.
Beberapa hari yang lalu, Israel kembali memerintahkan evakuasi paksa di Khan Yunis, yang penduduknya telah berkali-kali mengungsi.
UNRWA mengatakan pada 17 Agustus bahwa Israel telah mengurangi zona kemanusiaan di Gaza menjadi hanya 11 persen.
“Yang disebut 'zona kemanusiaan' telah menyusut menjadi hanya 11 persen dari Jalur Gaza, menyebabkan kekacauan dan ketakutan di antara para pengungsi. Ribuan keluarga terus mengungsi di Gaza ketika pemerintah Israel mengeluarkan perintah evakuasi baru. Sekali lagi, ketakutan menyebar karena keluarga-keluarga tidak punya tempat untuk pergi. Orang-orang masih terjebak dalam mimpi buruk kematian dan kehancuran yang tak berkesudahan dalam skala yang mengejutkan,” katanya.
Pertahanan Sipil Gaza mengumumkan pada tanggal 18 Agustus bahwa pasukan Israel “tidak mengizinkan kru kami untuk menanggapi panggilan darurat,” dan menambahkan bahwa markas besar dan kendaraan mereka terus-menerus diserang, menewaskan 82 kadernya.