TRIBUNNEWS.COM - Hamas mengatakan komentar Presiden Amerika Serikat (AS), Joe Biden, menyesatkan.
Joe Biden diketahui menyebut kelompok Palestina itu menarik diri dari perjanjian gencatan senjata Gaza dengan Israel.
Hamas mengatakan pernyataan Joe Biden tidak mencerminkan posisi sebenarnya dari gerakan itu, yang mengatakan bahwa mereka sangat ingin mencapai penghentian permusuhan.
"Proposal yang baru-baru ini diajukan kepada kami bertentangan dengan apa yang telah disepakati para pihak pada tanggal 2 Juli, ini dianggap sebagai tanggapan dan persetujuan Amerika terhadap kondisi baru teroris Netanyahu dan rencana kriminalnya terhadap Jalur Gaza," kata Hamas, merujuk pada Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, Selasa (20/8/2024), dilansir Arab News.
Pernyataan Joe Biden
Pada Senin (19/8/2024), Joe Biden menanggapi pernyataan tentang kesepakatan gencatan senjata dalam perang di Gaza.
Biden mengklaim Hamas telah menarik diri dari kesepakatan gencatan senjata tersebut.
"Israel mengatakan mereka dapat menyelesaikannya, mereka siap. Tetapi saya diberi tahu Hamas sekarang menarik diri," katanya.
"Itu masih harus dilihat. Kami akan terus mendorong," lanjut Biden.
Hamas Tuduh AS Berpihak pada Israel
Sementara itu, Hamas mengatakan pihaknya kehilangan kepercayaan pada AS sebagai mediator.
Baca juga: Sepeda Motor Disebut Jadi Sekutu Terhebat Hamas dan Hizbullah dalam Melawan Israel, Ini Alasannya
Dikutip dari AP News, Hamas menuduh negosiator Amerika berpihak pada Israel, karena mengajukan tuntutan baru yang ditolak kelompok militan tersebut.
Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken, tidak mengatakan apakah usulan tersebut membahas tuntutan Israel untuk menguasai dua koridor strategis di dalam Gaza — yang menurut Hamas tidak mungkin — atau masalah lain yang telah lama mengganggu negosiasi.
Adapun misi kesembilan Blinken ke Timur Tengah sejak konflik dimulai terjadi beberapa hari setelah para mediator, termasuk Amerika Serikat, menyatakan optimisme baru bahwa kesepakatan sudah dekat.
Namun, Hamas telah menyatakan ketidakpuasan yang mendalam dengan usulan terbaru tersebut, dan Israel mengatakan ada beberapa hal yang tidak ingin dikompromikan.
Sebelumnya, AS telah mengajukan proposal yang menjembatani yang diyakini oleh negara-negara penengah — Qatar, Amerika Serikat, dan Mesir — akan menutup kesenjangan antara Israel dan Hamas, serta mengakhiri permusuhan yang telah mengganggu stabilitas seluruh wilayah.