TRIBUNNEWS.COM - Kapal Bayesian berlayar santai di sekitar pantai selatan Italia pada suatu hari yang cerah di akhir Juli.
Kapal pesiar super mewah itu, membawa awak kapal yang terdiri dari para maestro bisnis, termasuk taipan teknologi Inggris Mike Lynch dan keluarganya serta pimpinan Morgan Stanley.
Mereka berlayar dari Pantai Amalfi, menuju Sisilia.
Kurang dari sebulan kemudian, tepatnya pada Senin (19/8/2024), kapal tersebut tenggelam sekitar 50 meter di bawah air.
Juru masaknya tewas dan enam penumpangnya, termasuk sedikitnya dua warga Amerika, hilang.
Insiden ini memicu pencarian besar-besaran yang telah menarik perhatian internasional.
Kini, para ahli mencoba mencari tahu mengapa kapal Bayesian dengan cepat terseret ke bawah ombak di tengah badai yang menyebabkan sedikitnya satu tornado berputar di atas air.
Peristiwa Angsa Hitam
Ketua Maritime Search and Rescue Council, Matthew Schanck menduga peristiwa "angsa hitam" atau black swan theory menyebabkan tenggelamnya kapal.
Mengutip investopedia, peristiwa "angsa hitam" adalah peristiwa yang tidak terduga di luar apa yang biasanya diprediksi dari suatu situasi, dan berpotensi menimbulkan konsekuensi yang parah.
Peristiwa angsa hitam dicirikan oleh kelangkaannya yang ekstrem dan dampaknya yang parah.
Bayesian sebenarnya dibuat dengan baik, menurut Schanck seperti dilansir USA Today.
Baca juga: Sulitnya Pencarian 6 Korban Hilang Kapal Pesiar Tenggelam di Pantai Sisilia, Akses Terbatas
Diproduksi tahun 2008 dari pembuat kapal Italia Perini, kapal ini dibangun sesuai standar maritim internasional dan disertifikasi secara komersial oleh Badan Maritim dan Penjaga Pantai Inggris, menurut Schanck.
Cuaca buruk yang tiba-tiba melanda wilayah tersebut, juga merupakan hal yang tidak biasa di Mediterania utara, katanya.
"Fakta bahwa kedua elemen tersebut kemudian mengakibatkan tenggelamnya kapal pesiar super itu sungguh luar biasa," kata Schanck.