Sandera yang Dibebaskan dari Gaza Menolak Bertemu Netanyahu: Hidup di Tangan Hamas, Mati Saat Kembali
TRIBUNNEWS.COM - Surat kabar Israel, Yedioth Ahronoth, Kamis (22/8/2024) melaporkan kalau seorang sandera Israel yang dibebaskan dari Gaza, menolak untuk menghadiri pertemuan dengan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu.
Sandera tersebut dilaporkan adalah Margalit Mozes.
Dia menolak bertemu Netanyahu sebagai bentuk protes atas kebijakan rezim Israel yang dinilai mengabaikan keselamatan para sandera yang berada di Jalur Gaza.
Baca juga: Reputasi Israel Tak Tertembus Hancur: Bom Meledak di Tel Aviv, Drone Hizbullah Intip Rumah Netanyahu
Para sandera Israel, kata Mozes, dia lihat hidup saat berada di tahanan Hamas namun justru tewas saat bisa dipulangkan.
Mozes mengatakan, "Ssaya melihat teman-teman saya hidup di penangkaran Hamas, namun karena kebijakan pengabaian, kami melihat mereka kembali dalam peti mati".
Keluarga Sandera Israel Marah
Kebijakan pengabaian ini yang membuat sebagian warga Israel, khususnya keluarga para sandera marah terhadap pemerintahan Netanyahu.
Keluarga para sandera Israel kemudian kembali menggelar aksi protes ke Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dan menuduhnya sengaja menumbalkan para tawanan demi kelanjutan karier politiknya.
Protes ini pecah tepat setelah pasukan pertahanan Israel (IDF) mengumumkan telah menemukan 6 tawanan di terowongan Khan Yunis di Jalur Gaza dalam kondisi tewas pada Senin (20/8/2024).
Adapun daftar identitas enam mayat tersebut diantaranya ada Alex Dancyg (75), Yagev Buchshtav (35), Chaim Peri (79), Yoram Metzger (80), Nadav Popplewell (51), dan Avraham Munder (78).
Belum diketahui penyebab pasti dari tewasnya enam tawanan tersebut, namun IDF memastikan tawanan dengan nama Alex Dancyg dan Yagev Buchshtav telah tewas sejak akhir Juli lalu.
Sementara Chaim Peri, Yoram Metzger, dan Nadav Popplewell dinyatakan tewas pada awal Juni.
Penemuan mayat ini sontak memicu kepanikan para keluarga sandera, lantaran sebelumnya keenam sandera semuanya diculik dan dibawa ke Gaza dalam keadaan sehat.
Khawatir jumlah sandera Israel yang tewas di Gaza akan semakin membludak, mendorong keluarga para tawanan untuk menggelar aksi demo, mengkritik Netanyahu yang dinilai lambat dalam menangani pertukaran sandera dengan Hamas.