News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Palestina Vs Israel

Bersumpah Akan Balas Kematian Ismail Haniyeh, Menlu Iran: Menghukum Israel adalah Hak Kami

Penulis: Farrah Putri Affifah
Editor: Wahyu Gilang Putranto
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Menteri Luar Negeri Iran yang baru, Abbas Araghchi menegaskan hak Iran untuk membalas kematian pemimpin Hamas, Ismail Haniyeh.

TRIBUNNEWS.COM - Menteri Luar Negeri Iran yang baru, Abbas Araghchi menegaskan hak Iran untuk membalas kematian pemimpin Hamas, Ismail Haniyeh.

Pernyatan Araghchi tersebut diungkapkan ketika dirinya sedang melakukan panggilan telepon dengan mitranya, Menteri Luar Negeri Prancis, Stephane Sejourne dan Menteri Luar Negeri Inggris, David Lammy pada Jumat (23/8/2024).

Dalam panggilan telepon, Lammy dan Araghchi membahas terkait perkembangan Gaza.

Lammy mendesak agar Iran berperan dalam meredakan ketegangan di kawasan itu, dikutip dari Anadolu Anjansi.

Sama dengan Lammy, Sejourne juga membahas situasi Timur Tengah dan juga terkait pembunuhan Ismail Haniyeh oleh Israel.

Menanggapi pembicaraan keduanya, Arghci mengatakan bahwa negaranya tidak akan memaafkan Israel atas pembunuhan Ismail Haniyeh.

"Pembunuhan Ismail Haniyeh di Teheran adalah pelanggaran yang tidak dapat dimaafkan terhadap keamanan dan kedaulatan Iran," kata Araghci, dikutip dari Asharq Al-Aawsat.

Ia menegaskan bahwa Iran berhak membalas kematian Ismail Haniyeh terhadap Zionis.

"Menghukum agresor adalah hak Iran," tegas Araghci.

Sebelumnya, negara-negara barat yaitu Prancis, Jerman dan Inggris sempat meminta Iran untuk membatalkan serangan kepada Israel.

"Kami menghimbau Iran dan sekutunya untuk menahan diri dari serangan yang akan semakin meningkatkan ketegangan regional dan membahayakan kesempatan untuk menyepakati gencatan senjata dan pembebasan sandera," kata ketiga negara tersebut.

Baca juga: Wakil Komandan Pasukan Quds Iran: Israel Bunuh 280 Pemimpin Poros Perlawanan

Namun hal tersebut ditolak dengan tegas oleh menlu Iran sebelumnya, Nasser Kanaani.

Menurut menlu Iran sebelumnya, Nasser Kanaani, seruan dari Prancis, Jerman dan Inggris untuk membatalkan serangan ke Israel adalah sesuatu yang tidak masuk akal.

"Tidak memiliki logika politik dan bertentangan dengan prinsip-prinsip hukum internasional," kata Kanaani, dikutip dari Al-Arabiya.

Tidak hanya itu, Kanaani menilai ketiga negara barat tersebut terlalui ikut campur dengan ketegangan yang terjadi antara Iran dan Israel.

“Tanpa keberatan apa pun terhadap kejahatan rezim Zionis (Israel), pernyataan E3 (Prancis, Jerman, Inggris) dengan kurang ajar mengharuskan Iran untuk tidak menanggapi pelanggaran kedaulatan dan integritas teritorialnya,” kata Kanaani, dikutip dari Al Jazeera.

Kanaani dengan tegas meminta kepada ketiga negara tersebut agar menghindari hasutan Israel dan membela Gaza.

"Paris, Berlin dan London untuk sekali dan selamanya menentang perang di Gaza dan hasutan perang Israel," tambahnya.

"Perintah pemimpin tertinggi mengenai hukuman berat terhadap Israel dan balas dendam atas darah martir Ismail Haniyeh sudah jelas dan eksplisit dan akan dilaksanakan dengan cara sebaik mungkin," kata Wakil komandan Korps Garda Revolusi Islam, Ali Fadavi, dikutip dari Al Jazeera.

Pembalasan ini dilakukan atas pembunuhan yang dilakukan Israel terhadap pemimpin Hamas, Ismail Haniyeh di Teheran pada 31 Juli 2024.

Untuk itu, Iran juga telah menggelar latihan militer besar-besaran.

Latihan militer tersebut digelar selama 5 hari mulai tanggal 9 -13 Agustus 2024.

Hal tersebut dikonfirmasi oleh wakil gubernur politik Qasr-e Shirin di provinsi Kermanshah, Morad Babakhani.

"Latihan yang dimulai pada Jumat, sedang berlangsung di provinsi barat Kermanshah dekat perbatasan dengan Irak untuk "meningkatkan kesiapan tempur dan kewaspadaan," kata seorang pejabat angkatan bersenjata, dikutip dari Al-Arabiya.

Latihan militer ini digelar menyusul ancaman berulang dari pejabat Iran untuk membalas pembunuhan pemimpin Hamas Ismail Haniyeh di Teheran.

(Tribunnews.com/Farrah Putri)

Artikel Lain Terkait Konflik Iran vs Israel

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini