Serangan Ukraina terhadap warga sipil saat melakukan penyerbuan ke wilayah Kursk dan mengancam pembangkit listrik tenaga nuklir menjadi kunci bahwa Ukraina dianggap tidak ingin berdamai.
Dia berpendapat, tindakan terbaru Ukraina tersebut menunjukkan mengapa mereka menolak meninjau kembali rencana penyelesaian konflik berdasarkan proposal Rusia, atau peta jalan yang diajukan oleh pihak netral.
"Rupanya, musuh, yang mengandalkan bantuan negara-negara Barat sedang berusaha meningkatkan posisi negosiasinya di masa depan."
"Tapi bagaimana kita bisa membicarakan negosiasi dengan mereka yang melakukan serangan tanpa pandang bulu terhadap warga sipil, infrastruktur sipil, atau mencoba mengancam fasilitas energi nuklir?" ujarnya dikutip dari Russia Today.
Menurut Putin, salah satu tujuan utama Kiev di Kursk adalah untuk mengalihkan perhatian dari Donbass, tempat pasukan Rusia terus menguasai wilayahnya dalam beberapa bulan terakhir.
“Tapi apa hasilnya? Laju operasi ofensif bukan saja tidak melambat, namun sebaliknya meningkat satu setengah kali lipat," kata Vladimir Putin.
Dengan menyerang wilayah Kursk, Ukraina juga berupaya melemahkan moral penduduk Rusia.