Iran juga telah menggelar latihan militer besar-besaran untuk melancarkan serangan balasan ke Israel.
Latihan tersebut digelar selama 5 hari mulai tanggal 9 -13 Agustus 2024.
Hal tersebut dikonfirmasi oleh wakil gubernur politik Qasr-e Shirin di Provinsi Kermanshah, Morad Babakhani.
"Latihan yang dimulai pada Jumat, sedang berlangsung di provinsi barat Kermanshah dekat perbatasan dengan Irak untuk "meningkatkan kesiapan tempur dan kewaspadaan," kata seorang pejabat angkatan bersenjata, dikutip dari Al-Arabiya.
Latihan militer ini digelar menyusul ancaman berulang dari pejabat Iran untuk membalas pembunuhan pemimpin Hamas Ismail Haniyeh di Teheran.
Serangan Balasan Hizbullah
Selain Iran, Hizbullah juga sebelumnya telah berjanji akan melancarkan serangan balasan pada Israel atas kematian komandan Hizbullah Fuad Shukr di Beirut.
Janji bukan sekedar janji, Hizbullah telah meluncurkan serangan balasan terhadap Israel pada Minggu (25/8/2024).
Hal tersebut diungkapkan oleh pemimpin Hizbullah Hasan Nasrallah.
Dalam pidatonya, Nasrallah mengatakan kelompoknya telah melakukan serangan dua tahap, pertama meluncurkan "340 roket Katyusha" ke 11 posisi militer di Israel utara dan Dataran Tinggi Golan yang dianeksasi.
Keberhasilan Hizbullah dalam melancarkan serangan balasan terhadap Israel mendapat pujian dari Iran.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Nasser Kanani mengatakan walaupun Israel tidak mengakui keberhasilan Hizbullah, fakta sebenarnya telah terungkap.
"Rezim Zionis mungkin dapat menyembunyikan, memutarbalikkan, atau menyensor sejumlah fakta terkait operasi Hizbullah Lebanon, tetapi mereka tahu betul bahwa fakta yang ada tidak akan berubah," tulis juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Nasser Kanani, di X.
Menurut Kanaani, keberhasilan Hizbullah ini mampu membuat Israel kewalahan dan tidak dapat mencegah serangan.
"Tentara Israel telah kehilangan kekuatan ofensif dan pencegahan yang efektif dan sekarang harus mempertahankan diri terhadap serangan strategis," katanya.
Kanani mencatat bahwa serangan Hizbullah meluas jauh ke wilayah pendudukan, dan mengatakan keseimbangan strategis telah mengalami perubahan mendasar yang merugikan Israel.
(Tribunnews.com/Farrah Putri)
Artikel Lain Terkait Iran vs Israel dan Konflik Palestina vs Israel